SoloposFM, Sebagai wadah dosen untuk berdiskusi dan bertukar pengalaman, Prodi Tadris Bahasa Indonesia (TBI) IAIN Surakarta menyelenggarakan Konsorsium Keilmuan Dosen, Jumat (21/02/2020) di Ruang Dosen Prodi TBI. Dr. Siti Isnaniah, M.Pd. Ketua Program Studi TBI mengungkapkan acara akan diadakan rutin setiap dua bulan. Melalui konsosium ini, Siti Isnaniah berharap dapat tercipta iklim akademik yang berkualitas di lingkup Prodi TBI.
“Konsorsium ini bertujuan mengembangkan keilmuan dosen TBI, khususnya ilmu pendidikan bahasa dan sastra Indonesia. Membagi keahlian dan keterampilan yang dimiliki masing-masing dosen, dan membentuk forum keilmuan yang mampu membantu dosen dalam melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi,” ungkap Siti Isnaniah dalam rilis yang diterima Solopos FM.
Dalam satu tahun kegiatan ini, narasumber dipilih dari dosen Prodi TBI dengan sistem bergilir (rolling). Acara dibuka oleh Dian Uswatun Hasanah, M.Pd. selaku moderator dan dihadiri seluruh dosen Prodi TBI.
Terselenggaranya acara ini merupakan realisasi dari program kerja Gugus Penjaminan Mutu TBI. Konsorsium ini sebagai upaya dari GPMJ dalam memfasilitasi dosen untuk berdiskusi dan bertukar pengalaman sesuai konsentrasi ilmu yang ditekuni.
Cerita Rakyat di Kecamatan Boyolali
Pada kesempatan konsorsium perdana ini, narasumber yang terpilih adalah Ika Martanti Mulyawati, M.Pd. Ia memaparkan hasil penelitian yang telah dipublikasikan di jurnal ilmiah mengenai “Potensi Budaya Lokal dalam Cerita Rakyat di Kecamatan Boyolali Melalui Kajian Sosiologi Sastra”.
Penelitian ini mendeskripsikan perkembangan cerita rakyat di Kecamatan Boyolali yang dikaji melalui sosiologi dan potensi budaya lokal dalam cerita rakyat di Kecamatan Boyolali. Ki Ageng Pandang Arang (Asal Usul Kota Boyolali), Ki Ageng Wonotoro (Asal-Usul Umbul Tlatar), Kyai Pringgoloyo (Asal-Usul Desa Singkil, Kelurahan Karanggeneng) merupakan cerita rakyat yang menjadi objek analisis dalam penelitian narasumber.
Ketiga cerita tersebut dianalisis menggunakan analisis struktural dan sosiologi sastra. Dari cerita rakyat tersebut memunculkan potensi budaya di Kecamatan Boyolali yang belum diketahui publik, yakni wisata industri tradisi, ziarah kuliner khas, industri masyarakat, inspirasi syair lagu, dan lokasi yang dikeramatkan. Berdasarkan pemaparan tersebut, dapat ditarik simpulan bahwa potensi budaya lokal yang terdapat di Kecamatan Boyolali berkaitan dengan cerita rakyat yang berkembang di daerah tersebut sebagai kearifan lokal.
Peserta diskusi yang mengikuti kegiatan ini sangat antusias dengan topik penelitian yang disampaikan narasumber. Hal tersebut terlihat dari keaktifan mereka bertanya mengenai kajian sastra lisan.
Melalui kegiatan ini, diharapkan ada penelitian lanjutan tentang sastra lisan, sebab banyak sekali hal yang belum tersampaikan ke publik. Terlebih saat ini profesi dosen sebagai peneliti, wajib mempublikasikan penelitian ke jurnal ilmiah terindeks sinta dan scopus. Sehingga dosen dapat melakukan kolaborasi untuk melakukan penelitian ini bersama dinas terkait.
[Diunggah oleh Avrilia Wahyuana]