SoloposFM—Bandara Internasional Adi Sumarmo yang terletak di wilayah Panasan, kabupaten Boyolali menjadi kebanggaan tersendiri bagi warga sekitar. Bandara dengan luas sekitar 56 hektar itu menjadi penggerak perekonomian warga sekaligus pusat rekreasi murah meriah bahkan gratis.
Di sore hari tak sedikit warga mengajak anaknya untuk menonton aktivitas naik turun pesawat di bandara yang dulunya bernama Pangkalan Udara (Lanud) Panasan ini. Mereka kadangkala berbondong-bondong membawa satu keluarga beserta tetangga sekitar untuk melihat lalu lalang pesawat komersial sekaligus pesawat militer di bandara.
Kemeriahan warga yang menonton ini dimanfaatkan oleh sejumlah pedagang untuk menjajakan dagangan mereka. Bakso bakar dan jagung bakar menjadi dua jajanan yang banyak dibeli oleh para pengunjung. Menikmati suasana sore yang sejuk sambil duduk di rumput ditemani oleh jagung bakar atau bakso bakar melihat lalu lalang si burung besi menjadi keasyikan bagi sebagian masyarakat.

Di sekitar Bandara Adi Sumarmo sendiri pengunjung akan menemukan sejumlah warung makan, dan kios yang menyediakan aneka oleh-oleh sampai yang menjual jasa car wash. Tak sedikit pula penjaja mainan anak-anak yang menggelar dagangan mereka di sepanjang kios yang dibangun di sekitar bandara.
Nama Adi Sumarmo sendiri mengambil nama Adisumarmo Wiryokusumo salah satu perintis TNI AU Indonesia kelahiran Blora, Jawa Tengah, 31 Maret 1921. Bandara ini pertama kali digunakan secara resmi untuk penerbangan komersial pada tanggal 23 April 1974. Saat itu maskapai Garuda Indonesia menerbanginya dengan rute Jakarta-Soekarno Hatta-Solo & Solo-Jakarta-Soekarno Hatta dengan frekuensi 3-kali seminggu.
Sekarang selain berfungsi sebagai bandara Internasional sekaligus embarkasi Haji, bandara Adi Sumarmo juga menjadi alternatif murah meriah bagi warga untuk berekreasi.