SoloposFM–Pertamina mengakui tidak mudah mengalihkan pengguna elpiji bersubsidi 3 kg ke elpiji non subsidi. Wakil Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Ahmad Bambang, Selasa (9/11/2016) mengatakan, selain elpiji, saat ini produk subsidi yang langsung berbentuk barang dan masih digunakan secara luas adalah bahan bakar minyak (BBM) solar.
“Pemerintah sedang menggodok supaya elpiji ini juga menjadi subsidi langsung (yang diterima kalangan miskin agar tepat sasaran) seperti beras miskin. Jadi masyarakat yang berhak menerima (subsidi) hanya boleh (menggunakannya) untuk dibelikan elpiji. Tapi hal itu masih butuh waktu,” katanya.
Antaranews melaporkan, salah satu upaya yang kini terus dilakukan adalah dengan pendekatan persuasif menyadarkan kalangan bahwa elpiji 3 kg hanya diperuntukkan bagi kalangan miskin.
Upaya lainnya yang tengah dilakukan juga adalah mendorong pemerintah daerah menggalakkan arahan agar aparat sipil negara (ASN) tidak lagi menggunakan gas subsidi 3 kg.
“Jadi sifatnya persuasif, menyadarkan. Itu haknya orang miskin. Kalau dimakan berarti zholim. Kalau zholim berarti tidak berkah,” katanya.
Bambang menjelaskan, berdasarkan data Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K), hanya 25,2 juta rumah tangga yang berhak menerima subsidi elpiji 3 kg.
“Sementara data penerima ada 59 juta rumah tangga. Jadi kami harus memotong para pembeli elpiji 3 kg jadi separuhnya. Ini akan sulit dilakukan dengan sistem apapun,” katanya.
Lebih lanjut, Bambang mengatakan salah satu solusi masalah tersebut adalah menciptakan produk baru yang setara baik harga eceran maupun ukuran guna menanggulangi praktik oplosan. [Dita Primera]