Radio Solopos – Pameran mesin industri pakaian terbesar Indonesia Apparel Production Expo (IAPE) 2024 kembali digelar di Kota Solo, Kamis (29/2/2024) hingga Sabtu (2/3/2024).
Sebanyak 32 perusahaan industri tekstil dari Solo Raya dan kota besar lainnya berpartisipasi dalam acara yang berlangsung di Hall Diamond Solo Convention Center ini.
Tahun ini merupakan roadshow ke-10 pelaksanaan pameran Indonesia Apparel Production Expo, sejak pertama kali diselenggarakan di Solo pada tahun 2014. Di Solo sendiri, IAPE kali ini adalah pameran ke-9, dengan tahun 2021 dan 2022 pameran ini tidak bisa dilaksanakan karena pandemi.
“10 tahun perjalanan bukan merupakan waktu yang singkat bagi perjalanan pameran ini. 10 Tahun ini juga memberikan pembelajaran yang banyak, bawah pameran ini semakin matang, dan merupakan sebuah pencapaian tersendiri, bahwa pameran ini menjadi pameran mesin dan industri produksi pakaian terbesar di kawasan DIY-Jateng yang tetap eksis dan solid,” kata Penyelenggara Indonesia Apparel Production Expo 2024, Bryan Whildan Arsaha.
Indonesia Apparel Production Expo (IAPE) merupakan pameran mesin dan produksi pakaian yang akan menampilkan proses dan kebutuhan produksi pakaian dari hulu ke hilir, mulai dari bahan kain, mesin dan perlengkapan garmen, konveksi, sablon, digital printing, hingga lini-lini bisnis turunannya.
IAPE mempertemukan para supplier dan distributor mesin dan teknologi di bisnis apparel dengan pengunjung yang akan menggunakan dan mengaplikasikan teknologinya.
Bryan menjelaskan bahwa salah satu misi dari pameran IAPE 2024 ini adalah untuk meningkatkan kapasitas industri produksi pakaian dan turunannya secara nasional melalui event di berbagai kota, sehingga masyarakat akan mendapatkan informasi mengenai proses-proses bisnis/industri ataupun teknologi terkini untuk menghasilkan produk berkualitas, memiliki kemampuan dalam pemenuhan kebutuhan dalam negeri, hingga berdaya saing di skala internasional dengan melakukan ekspor.
IAPE telah hadir di berbagai kota besar di Indonesia, diantaranya Surabaya Bandung Bali Makassar Semarang. Namun Solo selalu memiliki kenangan tersendiri di tiap penyelenggaraan Roadshow IAPE, sebagai tempat lahirnya IAPE, dan sebagai kota pembuka bagi roadshow IAPE.
“Solo sebagai kota yang menjadi barometer industri produksi pakaian dipilih untuk menjaga eksistensinya dan menggairahkan kembali semangat industri produksi pakaian, baik itu untuk tingkat lokal regional dan nasional,” tambahnya.
Menurut Bryan, sejak pertama kali dilaksanakan hingga kini, IAPE terus tumbuh dan berbenah. IAPE senantiasa berusaha untuk menghadirkan pameran dengan peserta-peserta terbaik di bidang-bidang pendukung bisnis produksi pakaian, senantiasa beradaptasi terhadap kecepatan teknologi di era masa kini.
Peserta pameran silih berganti mengisi, ada yang secara rutin berpartisipasi sejak 2014, ada yang baru. Pengunjung pameran juga tergerak datang, tak sedikit yang level bisnisnya sudah sangat berkembang.
Pengusaha asli Solo, yang merintis dari skala UMKM, bersama-sama membangun bisnis dari pertama pameran IAPE ini dilaksanakan, sekarang sudah memiliki cabang usaha di berbagai kota di Indonesia.
“Segala perjalanan ini semoga akan terkenang, bahwa komitmen IAPE adalah untuk menjadi wadah edukasi, inovasi, yang berujung pada terciptanya transaksi, yang menggerakkan perekonomian wilayah,” ungkap Bryan.
Ia mengatakan, semakin pesat perkembangan zaman menjadikan tantangan di dunia bisnis produksi pakaian semakin kompleks dan bervariasi. Oleh karenanya, penyelenggaraan IAPE menjadi penting. IAPE menjadi salah satu starting point bagi yang ingin memulai usaha, juga menjadi checkpoint bagi pengembangan bisnis para pelaku usaha yang sudah eksis.
“Melalui pameran ini, kami memiliki misi untuk menghadirkan pameran yang dapat menjadi business hub dalam mempertemukan berbagai stakeholders di bisnis terkait, mulai dari lembaga pemerintah, para pelaku usaha di industri kreatif, komunitas kretif, praktisi di dunia garment, konveksi, sablon, digital printing textile, fashion designer, dan fashion enthusiast, hingga lembaga akademik seperti perguruan tinggi, SMK, dan lembaga kursus,” tuturnya.