SoloposFM – Selama Gerhana Matahari Total 09 Maret lalu, tak hanya ahli astronomi yang berlomba-lomba melakukan pengamatan dan penelitian, namun para ahli binatang juga melakukan penelitian khusus, salah satunya terhadap kelelawar. Seperti dilansir detikcom (11/03/2016), menurut Peneliti Museum Zoologi Bogor, Sigit Wiantoro mengatakan, pihaknya melakukan pengamatan di 3 tempat dengan hasil sementara 2 tempat menunjukkan hal yang sama.
Penelitian selama gerhana matahari ini dilakukan di Kebun Raya Bogor, Parigi dan Luwuk Banggai (Sulawesi Tengah). Untuk hasil penelitian di Kebun Raya Bogor dan Parigi, secara umum menunjukkan hasil yang sama. Yakni kelelawar tidak terbang selama gerhana matahari total maupun sebagian. Biasanya kelelawar akan pergi meninggalkan sarangnya saat hari sudah gelap. Sementara pada siang hari, kelelawar-kelelawar bertahan di sarang namun berinteraksi satu sama lain. Kelelawar cenderung gaduh dan mengepak-kepakkan sayapnya pada siang hari tanpa keluar dari sarang.
Sigit belum menganalisa secara detil apa yang menyebabkan para kelelawar itu diam namun juga tidak terbang ke luar dari sarang. Menurut asumsinya sementara, hal itu terjadi karena adanya perubahan suhu dan perubahan cahaya. Hal serupa juga terlihat pada perilaku kelelawar di kawasan Kebun Raya Bogor. Lebih dari 400 kelelawar yang ada di Kebun Raya cenderung diam saat gerhana matahari terjadi. Meskipun Bogor tidak mengalami gerhana matahari total, namun perilaku yang ditunjukkan kelelawar sama.