SoloposFM, Pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat memicu stres pada sebagian orang. Bahkan, beberapa orang merasa seperti kembali ke situasi awal pandemi Covid-19. Berbagai ketidakpastian muncul, terlebih angka kasus Covid-19 pun semakin naik.
Dalam situasi ini, Juru Bicara Pemerintah untuk COVID-19 dan Duta Adaptasi Kebiasaan Baru dr Reisa Broto Asmoro menekankan penting untuk tak hanya menjaga kesehatan fisik, tetapi juga kesehatan mental. Salah satunya adalah karena banyaknya berita duka akibat Covid-19, bahkan yang datang dari lingkungan sekitar atau keluarga. Di sisi lain, berita hoax juga semakin tak terbendung.
Baca juga : Aksi Sosial Di Tengah Pandemi, Yuk Mulai Dari Yang Terdekat!
Yustinus Joko Dwi Nugroho, M.Psi., Psikolog, Psikolog dari Himpunan Psikologi Indonesia (Himpsi) Solo, pada program Dinamika, Selasa (13/7/2021), memaparkan bahwa stres terjadi kerana tidak sinkron antara harapan dan kenyataan
“Rasa cemas, khawatir, serta stres wajar dialami banyak orang saat menghadapi situasi krisis, termasuk menghadapi Covid-19 yang penyebarannya kian merebak di berbagai negara. Stres diketahui bisa menurunkan imunitas tubuh, sementara yang dibutuhkan untuk menangkal Covid-19 adalah kekebalan tubuh yang baik,” paparnya.
Fiter Bacaan dan Tontonan
Kondisi PPKM darurat yang hampir sama seperti kala awal pandemi, membuat orang bingung dengan keberlangsungan masa depannya. Para pekerja yang haruw bekerja dari rmah, juga merasakan tekanan pekerjaan yang lebihd aripada kala bekerja di kantor. Sedangkan mereka yang juga orangtua dengan anak yang belajar dari rumah, akan tambah lagi tekanannya.
“Hal ini harus dipahami bukan situasi yang dieal, sehingga harus membuat langkah efektif buat diri kita.
Joko menjelaskan langkah penting lain untuk menekan stres, bingung, serta takut menghadapai Covid-19 adalah dengan memfilter bacaan maupun tontonan. Kumpulkan informasi yang akurat supaya dapat membantu dalam mengambil tindakan pencegahan melalui sumber kredibel dan terpercaya seperti WHO, Center for Disease Control (CDC), dan Kementerian Kesehatan RI. Jangan asal percaya berita, apalagi hoax.
Selain itu, langkah lain adalah mempertahankan gaya hidup sehat. Masyarakat bisa menerapkan pola mengkonsumsi makanan bergizi dan seimbang, istirahat cukup, aktivitas fisik serta olahraga.
Baca juga : Weekend Kala PPKM Darurat, Yuk Isi Dengan Kegiatan Anti Stress!
“Cari teman bicara, jangan diam, memendamnya sendiri saja. Jika memang perlu tindakan professional karena stress nya mulai menganggu aktivitas harian, segera cari bantuan psikolog. Bisa hubungi nomor 119 ext 8, minta bicara dengan psikolog. Ini layanan gratis untuk masyarakat,” pungkas Joko.
Opini Pendengar Solopos FM
Hasil polling SoloposFM, pada program Dinamika, Selasa (13/7/2021), 57% peserta polling mengaku mengalami stress kala pemberlakuan PPKM darurat. Sementara 43% mengaku berusaha relax mengahdapi keterbatasan kondisi tersebut.
Berikut sejumlah opini mereka:
“Stress panik itu normal. Tapi tetap harus tenang. Paling penting ikuti aturan yang ada. Keluarga kami pernah mengalami,” ungkap Sulung di Kebakkramat.
“Kalau ngikuti berita covid bisa stress, lebih baik kita selalu menjaga stamina dan imun dengan kegiatan olah raga pagi, kemudian lihat tanaman serta makan makanan yang sehat. Perbanyak makan buah dan sayur,” ungkap Priyanto.
“Mengelola psikis tak gampang. Kabar tiap hari diawali innalillahi,sepertinya jadi phobia tersendiri. Sementara kita harus bertahan. Kalau versi saya, selain taat prokes, perkuat iman dan seperlunya positive vibes. Bagaimanapun membahagiakan diri itu fardhu untuk sekedar menjaga imun, “ tulis Uni di Solo.
“Teruslah berpikir positif, selalu bersyukur, bahwa Alhamdulillah Allah masih memberi kesehatan, karena banyak saat ini yang sedang terbaring sakit. Itulah tips jitu agar kita bisa tidak sampai stress,” ungkap Nur Syamsiah.
“Saya mengatasi kebosanan selama PPKM dengan masak kue atau cemilan sesuai seleraku,” ungkap Nia.
[Diunggah oleh Avrilia Wahyuana]