Radio Solopos – Penelitian terbaru yang dilakukan oleh tim dari Environmental Influences on Child Health Outcomes (ECHO) Cohort mengungkapkan bahwa kadar vitamin D yang lebih tinggi selama masa kehamilan berkorelasi positif dengan kemampuan kognitif yang lebih kuat pada anak di usia sekolah dasar.
Dalam laporan Scitechdaily pada Minggu (17/8/2025), seperti dikutip Radio Solopos dari Antara, Selasa (19/8/2025), para peneliti mencatat anak-anak berusia antara 7 hingga 12 tahun, yang ibunya memiliki kadar vitamin D tinggi selama kehamilan, cenderung mendapatkan skor yang lebih tinggi dalam tes kognitif, khususnya tes yang dirancang untuk mengukur kemampuan mereka dalam memecahkan masalah secara analitis dan logis.
Tidak hanya itu, anak-anak dari kelompok ibu dengan kadar vitamin D tinggi tersebut juga menunjukkan kemampuan yang lebih baik dalam memproses informasi baru.
Hal ini tercermin dari performa mereka dalam tes lain yang mengevaluasi kecepatan dan efisiensi otak dalam mengolah rangsangan kognitif yang belum pernah mereka hadapi sebelumnya.
Namun demikian, studi ini tidak menemukan hubungan yang signifikan antara kadar vitamin D selama kehamilan dengan kemampuan kognitif anak yang bergantung pada pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya, seperti keterampilan dalam memahami dan menggunakan kosa kata secara verbal.
Peneliti utama dalam studi ini, Dr. Melissa M. Melough, PhD, RD, dari University of Delaware, Newark, menjelaskan temuan ini menambah bukti penting tentang adanya periode kritis pada awal kehamilan, yaitu masa ketika vitamin D tampaknya memiliki pengaruh paling besar terhadap pembentukan dan perkembangan fungsi otak janin.
Melalui temuannya, Dr. Melough menekankan pentingnya peran tenaga kesehatan, khususnya dokter, dalam melakukan skrining kadar vitamin D pada wanita sejak sebelum masa kehamilan dimulai, serta menyediakan dukungan dalam bentuk edukasi dan suplementasi vitamin D yang memadai selama kehamilan berlangsung.
Yang menarik dari hasil studi ini adalah bahwa hubungan antara kadar vitamin D ibu hamil dan peningkatan fungsi kognitif anak terlihat paling kuat pada anak-anak yang lahir dari ibu berkulit hitam.
Temuan ini sangat relevan mengingat individu dengan kulit lebih gelap, seperti orang kulit hitam, umumnya memiliki kadar vitamin D yang lebih rendah.
Hal ini disebabkan karena tingginya kadar melanin dalam kulit mereka, yang mengurangi kemampuan tubuh untuk memproduksi vitamin D secara alami saat terpapar sinar matahari.
Penelitian ini juga menggarisbawahi pentingnya untuk melakukan pengukuran kadar vitamin D sejak tahap awal kehamilan, karena waktu inilah yang kemungkinan besar menjadi masa krusial bagi perkembangan struktur dan fungsi otak anak di kemudian hari.
Defisiensi vitamin D sendiri merupakan kondisi yang cukup umum terjadi selama kehamilan. Kondisi ini sebelumnya telah dikaitkan dengan risiko gangguan dalam perkembangan otak janin.
Namun, hanya sedikit studi yang benar-benar mendalami apakah dampak dari kekurangan vitamin D tersebut akan bertahan hingga anak menginjak usia sekolah, atau apakah dampak ini bervariasi berdasarkan latar belakang ras dan etnis ibu.
Dengan adanya studi terbaru ini, para peneliti menegaskan bahwa meskipun temuan mereka menambah kekuatan pada bukti yang semakin banyak mengenai pentingnya peran vitamin D dalam masa kehamilan, masih dibutuhkan penelitian lanjutan.
Tujuan penelitian lebih lanjut ini adalah untuk menentukan dosis optimal serta waktu yang paling tepat untuk memberikan suplemen vitamin D demi memaksimalkan dukungan terhadap perkembangan kognitif anak sejak dalam kandungan.