Radio Solopos – Gaji naik namun hidup tidak lebih sejahtera. Pernah mengalami hal ini Sob? Jika pernah, itu tandanya Sobat mengalami inflasi gaya hidup. Inflasi gaya hidup (lifestyle inflation) adalah istilah yang menunjukan naiknya pengeluaran dan gaya hidup karena faktor naiknya penghasilan bulanan.
Hal ini sebenarnya wajar terjadi ketika gaya hidup meningkat seiring bertambahnya penghasilan, namun jika tidak dapat dikendalikan Inflasi gaya hidup bisa membuat pengeluaran bulanan lebih besar daripada uang yang bisa dihasilkan setiap bulan. Oleh karena itu, kita perlu mengidentifikasinya dan mewaspadai jika tanda inflasi gaya hidup di bawah ini telah dialami.
Dirangkum dari berbagai sumber, berikut tanda munculnya inflasi gaya hidup yang perlu diwaspadai:
1. Memiliki Utang Kartu Kredit yang Berlebihan
Tidak membayar semua tagihan tepat waktu adalah salah satu indikasi yang menunjukkan bahwa Sobat Solopos menggunakan manfaat kartu kredit secara berlebihan. Utang atau tagihan yang tidak dibayarkan tepat waktu akan menambah beban bunga yang pada akhirnya bisa memberatkan keuangan.
2. Hidup Mengandalkan Gaji Bulanan Saja
Banyak orang yang mengandalkan hidup dari gaji ke gaji dan membuat mereka tidak bisa memenuhi kebutuhan yang lain. Solusi untuk masalah ini adalah mengurangi jumlah pengeluaran dan memutuskan mana saja pengeluaran yang menjadi prioritas. Misalnya saja, Sobat Solopos memiliki sewa rumah yang memiliki biaya lebih rendah, membeli mobil yang lebih murah, dan lain sebagainya.
3. Teman yang Memiliki Gaji yang Sama Menghabiskan Lebih Sedikit Uang
Sobat Solopos pasti pernah melihat orang dengan tingkat ekonomi yang sama, namun menjalani kehidupan yang terlihat sangat berbeda. Hal yang pasti menjadi perbedaan adalah gaya hidup dan pengeluaran mereka. Mungkin ada sebagian orang memiliki gaya hidup yang berada di luar batas kemampuan sementara sebagian yang lain lebih berfokus untuk mempersiapkan masa depan dan tidak suka berfoya-foya.
4. Melakukan Pembelian Secara Impulsif
Hampir bisa dipastikan bahwa semua orang suka mendapatkan barang yang baru. Namun, jika keinginan membeli barang membuat Sobat memiliki kebiasaan belanja yang impulsif, maka inilah yang berbahaya.
Banyak ahli keuangan yang menyarankan untuk memberikan jeda selama 2 hari sebelum Sobat Solopos membeli barang. Jeda selama 2 hari tersebut bermanfaat untuk menimbang apakah pembelian perlu dilakukan atau tidak. Cara seperti ini sangat bermanfaat untuk mencegah sikap boros dan suka melakukan pembelian secara impulsif.
5. Tidak Suka Mencari Penawaran
Banyak orang yang membelanjakan uang jauh lebih banyak daripada yang seharusnya mereka keluarkan. Padahal dengan mencari penawaran terbaik, Sobat Solopos bisa mendapatkan berbagai barang dan jasa dengan harga yang jauh lebih murah. Bahkan tidak ada salahnya untuk menggunakan diskon tertentu agar barang yang dibeli lebih hemat.
6. Tidak Suka Menghemat Uang
Tanda terakhir yang menunjukkan mengalami inflasi gaya hidup adalah tidak suka berhemat dan menabung. Jangan hanya memikirkan hari ini saja, Sobat Solopos juga harus mempertimbangkan keadaan yang bisa saja terjadi di masa depan. Menabung sangat bermanfaat untuk memenuhi keadaan darurat yang bisa saja terjadi suatu saat. Misalnya dana-dana darurat seperti biaya perawatan medis yang mendesak, kecelakaan, bencana alam, kena PHK dan lain sebagainya. Tidak hanya itu saja, perlu melakukan investasi agar uang yang dimiliki saat ini bisa berkembang nilainya di masa depan.
Perlu diingat nih, Sob. Mengubah pola hidup perlu diimbangi dengan kemampuan yang sepadan. Apabila dirasa berlebih, tidak ada salahnya untuk meningkatkan gaya hidup. Namun, Sobat Solopos juga perlu menentukan skala prioritas dan mengelola keuangan dengan bijak agar tidak mengalami inflasi gaya hidup seperti tanda -tanda di atas.