• Home
  • News
  • Lifestyle
  • Opini
  • Program
  • Video
  • Event
  • Podcast
  • About Us
  • Indeks
Radio Solopos FM
  • Home
  • News
  • Lifestyle
  • Opini
  • Program
  • Video
  • Event
  • Podcast
  • About Us
  • Indeks
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Lifestyle
  • Opini
  • Program
  • Video
  • Event
  • Podcast
  • About Us
  • Indeks
No Result
View All Result
Radio Solopos FM
No Result
View All Result
Home News

21 Juta Ton Sampah Makanan, Indonesia Hadapi Krisis Pangan

"Mengurangi limbah makanan sama artinya dengan meningkatkan ketahanan pangan dan mengurangi tekanan terhadap lingkungan."”

Intan Nurlaili by Intan Nurlaili
9 November 2023
in News
0
21 Juta Ton Sampah Makanan, Indonesia Hadapi Krisis Pangan

Diskusi Kolaborasi dan Kemitraan untuk Mengurangi Food Loss dan Waste pada Konferensi Tahunan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau SDGs Annual Conference (SAC) 2023 di Jogja, Selasa (7/11 - 2023).(harianjogja.com)

Radio Solopos – Foodbank of Indonesia (FOI), mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk tidak membuang-buang makanan. Pasalnya data sampah makanan dalam negeri mencapai 20,93 juta ton dalam satu tahun.

“Jumlah sampah makanan yang hampir mencapai 21 juta ini menjadi yang terbesar di Asia Tenggara,” kata pendiri FOI Hendro Utomo dalam diskusi Kolaborasi dan Kemitraan untuk Mengurangi Food Loss dan Waste pada Konferensi Tahunan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau SDGs Annual Conference (SAC) 2023 di Jogja, Selasa (7/11/2023).

Dia mengatakan, bila masyarakat dapat melakukan pengurangan atau bahkan tidak membuat sampah makanan maka hal itu bisa berkontribusi dalam peningkatan ketersediaan pangan di tengah ancaman krisis pangan global.

“Mengurangi limbah makanan sama artinya dengan meningkatkan ketahanan pangan dan mengurangi tekanan terhadap lingkungan,” katanya.

Merujuk pada estimasi World Food Programme (WFP) pada 2023, kata Hendro, terdapat lebih dari 345 juta masyarakat dunia akan menghadapi kerawanan pangan.

“Angka ini meningkat lebih dari dua kali lipat dibandingkan dengan tahun 2020,” ujarnya.

Ketahanan pangan, kata Hendro, harus ditingkatkan bersama-sama. Tidak hanya pemerintah, tetapi juga seluruh elemen bangsa.

Meski ketahanan pangan Indonesia pada 2022 naik lima peringkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya, kata dia, namun posisi tersebut masih berada di paruh bawah pemeringkatan.

“Indonesia berada di peringkat 63 dari 113 negara, namun masih di paruh terbawah pemeringkatan yang berada di angka 60,2,” ucapnya dilansir harianjogja.com.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengatakan para generasi muda memiliki peran penting dalam menuju pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals (TPB/SDGs) di 2030.

Peran tersebut salah satunya dapat dilakukan dengan mengurangi sampah dari makanan yang dikonsumsi. Pasalnya, masih banyak sampah yang dihasilkan dari sisa makanan dari piring-piring makanan.

“Yang paling kecil adalah bagaimana kita bisa mengurangi sampah. Bagaimana kalau kita mengambil makanan di piring kita itu tidak menyisakan sampah. Kalau kita makan itu sesuai dengan kebutuhan kita,” kata Suharso.

Menurut Suharso, mengurangi sampah makanan itu menjadi sumbangsih besar yang bisa dilakukan oleh pemuda Indonesia. Sebab di Indonesia sumbangan sampah makanan mencapai 30%.

“Kami ingin bersama-sama mengurangi itu,” katanya.

Pemerintah terus berusaha menekan jumlah sampah makanan yang menjadi penyumbang terbesar timbunan sampah di Indonesia.

Selain melakukan kerjasama dengan berbagai pihak, masyarakat juga didorong untuk mengelola sampah secara mandiri.

Hal itu diungkap, Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Kementerian PPN/Bappenas Vivi Yulaswati. Dia mengatakan Pemerintah terus berusaha menekan jumlah sampah makanan yang menjadi penyumbang terbesar timbunan sampah di Indonesia. Salah satu melalui penjajakan kerjasama dengan Pemerintah Denmark dalam mengatasi food loss and waste (FLW).

Kerja sama tersebut menyepakati sejumlah hal yakni upaya mengembangkan perencanaan, pemantauan, evaluasi, serta perumusan kebijakan mengenai rencana aksi FLW yang selaras dengan pengembangan peta jalan dan rencana aksi ekonomi sirkular di Indonesia.

Selain juga, menjajaki dan memfasilitasi peluang investasi untuk proyek percontohan serta bertukar pengetahuan mengenai kebijakan dan peraturan, model tata kelola, dan praktik terbaik terkait efisiensi sumber daya serta FLW.

Tags: limbah makananfood loss and wastesampah makanankrisis pangan
Previous Post

Akhirnya, Pemerintah Setujui Ratu Kalinyamat sebagai Pahlawan Nasional

Next Post

Terkait Penyelenggaraan Piala Dunia U-17, Ini Tantangan FIFA untuk Indonesia

Next Post
Jos! 3 Wasit Indonesia akan Bertugas Piala Dunia U-17, Ini Daftar Namanya

Terkait Penyelenggaraan Piala Dunia U-17, Ini Tantangan FIFA untuk Indonesia

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No Result
View All Result

Berita Terbaru

  • Peluang Indonesia Menang Atas Jepang Terbuka Sore Nanti, Ini Prediksi Susunan Pemain 2 Tim
  • Kasus Anjing Dikuliti Hidup-Hidup, Polisi Pastikan Kejadian Bukan di Kabupaten Sragen
  • Ingin Usus Tetap Muda, Lakukan Hal Ini!
  • Sumanto: Pemuda Hari Ini adalah Penentu Masa Depan Indonesia di Tahun 2045
  • Ketua DPRD Jateng: Pemerintah Harus Fasilitasi, Kompetisi Bela Diri Efektif Kurangi Tawuran di Jalanan

Category

  • Lifestyle
  • Opini
  • News
  • Program
  • Event
  • Podcast
  • Galery Foto

Site Links

  • Log in
  • Entries feed
  • Comments feed
  • WordPress.org
  • About Us
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
  • Contact

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Lifestyle
  • Opini
  • Program
  • Video
  • Event
  • Podcast
  • About Us
  • Indeks

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.