• Home
  • News
  • Lifestyle
  • Opini
  • Program
  • Video
  • Event
  • Podcast
  • About Us
  • Indeks
Radio Solopos FM
  • Home
  • News
  • Lifestyle
  • Opini
  • Program
  • Video
  • Event
  • Podcast
  • About Us
  • Indeks
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Lifestyle
  • Opini
  • Program
  • Video
  • Event
  • Podcast
  • About Us
  • Indeks
No Result
View All Result
Radio Solopos FM
No Result
View All Result
Home Program

80% Warga Soloraya Tidak Siap Hadapi Bencana

Intan Nurlaili by Intan Nurlaili
9 October 2018
in Program
0
80% Warga Soloraya Tidak Siap Hadapi Bencana

Solopos FM – 80% Warga Soloraya ternyata tidak siap dan tidak memiliki persiapan jika  bencana alam tiba-tiba terjadi di daerahnya. Hal tersebut disebabkan karena mereka menganggap bahwa bencana itu urusan Tuhan Yang Maha Esa. Hal tersebut diungkapkan Doktor Ilmu Manajemen, peneliti manajemen risiko bencana untuk The Australia-Indonesia Facility for Disaster Reduction (AIFDR) AUS-AID Anton Agus Setyawan, ketika menjadi narasumber pada program Dinamika 103 Solopos FM, Sabtu (6/10) lalu.

Temuan itu didapat ketika pihaknya melakukan riset pengukuran persepsi masyarakat Soloraya terhadap risiko bencana. “Dan ketika ditanya adakah persiapan yang mereka lakukan ketika tiba-tiba terjadi bencana, 80% dari mereka menjawab, ‘tidak’,” ujar Anton.

Hal ini, lanjutnya, menjadikan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sulit untuk menyusun manajemen risiko bencana. “Agak susah mengajak masyarakat untuk aware dan mempersiapkan diri ketika terjadi bencana karena mereka menganggap bencana itu bisa terjadi setiap saat dan tidak bisa diprediksi.”

Sebenarnya menurut Anton setiap Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) sudah memiliki dokumen peta yang mengidentifikasi risiko bencana yang ada di wilayahnya. “Hanya saja belum disosialisasikan atau disimulasikan secara periodic kepada masyarakat, kecuali setelah bencana alam terjadi seperti di Bantul beberapa tahun lalu, baru dilakukan,” kata dia.

Tidak hanya itu, Anton juga berpendapat pemerintah daerah juga belum aware untuk melakukan hal ini sehingga kegiatan tersebut belum dimasukkan dalam anggaran daerah. “Tapi tidak ada anggaran sebenarnya bukan halangan. BPBD yang dinaungi oleh pemerintah bisa menggandeng perguruan tinggi . Mereka sudah konsern sekali dengan permasalahan ini bisa dilibatkan untuk melakukan simulasi.”

Artinya, peran aktif dari BPBD sangat diharapkan dalam melakukan sosialisasi dan simulasi. Selama ini, mereka dianggap sudah berperan aktif namun baru dalam hal tanggap darurat setelah bencana terjadi, sedang untuk sosialisasi di awal belum optimal.[]

Intan Nurlaili

Tags: bencana mitigasi risiko gempa tsunami
Previous Post

Assalaam Syariah Hotel perkenalkan Menu Gongso

Next Post

Prodi Kimia UNS Gelar Pelatihan ChemOffice bagi Guru Kimia se-Solo dan Boyolali

Next Post
Prodi Kimia UNS Gelar Pelatihan ChemOffice bagi Guru Kimia se-Solo dan Boyolali

Prodi Kimia UNS Gelar Pelatihan ChemOffice bagi Guru Kimia se-Solo dan Boyolali

No Result
View All Result

Berita Terbaru

  • Peluang Indonesia Menang Atas Jepang Terbuka Sore Nanti, Ini Prediksi Susunan Pemain 2 Tim
  • Kasus Anjing Dikuliti Hidup-Hidup, Polisi Pastikan Kejadian Bukan di Kabupaten Sragen
  • Ingin Usus Tetap Muda, Lakukan Hal Ini!
  • Sumanto: Pemuda Hari Ini adalah Penentu Masa Depan Indonesia di Tahun 2045
  • Ketua DPRD Jateng: Pemerintah Harus Fasilitasi, Kompetisi Bela Diri Efektif Kurangi Tawuran di Jalanan

Category

  • Opini
  • Lifestyle
  • News
  • Program
  • Event
  • Podcast
  • Galery Foto

Site Links

  • Log in
  • Entries feed
  • Comments feed
  • WordPress.org
  • About Us
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
  • Contact

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Lifestyle
  • Opini
  • Program
  • Video
  • Event
  • Podcast
  • About Us
  • Indeks

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.