SoloposFM-Kekurangan tidur merupakan hal biasa yang dialami oleh manusia pada zaman sekarang ini. Tekanan pekerjaan atau gaya hidup membuat waktu tidur seseorang menjadi berkurang. Ketika seseorang begadang atau waktu tidur tidak cukup lama, maka istirahat tubuh pun tidak sempurna. Hal tersebut dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan bahkan bisa berdampak panjang. Sayangnya, banyak orang tidak menyadari bahwa mereka perlu membutuhkan istirahat yang cukup.
Berikut ini beberapa tanda-tanda yang akan muncul ketika Anda kekurangan tidur, yang dikutip dari berbagai sumber (13/09/2017):
Selalu merasa lapar
Apabila otak tidak mendapatkan cukup energi dari tidur, maka otak akan mencoba mendapatkannya dari makanan, menurut para ahli tidur yang tidak normal akan mengganggu hormon ghrelin (yang memicu rasa lapar) dan leptin (yang menekan rasa lapar). Penelitan terhadap 12 laki-laki dengan sleep deprivation (kondisi kurang tidur selama berhari-hari) membuktikan bahwa kadar ghrelin mereka lebih tinggi, dan ada rasa lapar yang terus menerus apabila dibandingkan dengan laki-laki yang memiliki 10 jam tidur.
Berat badan meningkat
Kadar ghrelin yang tidak normal juga membuat seseorang ingin makanan berlemak dan manis. Saat tubuh bekerja dengan normal, akan ada sinyal yang dikirimkan ke seluruh tubuh dengan makanan yang cukup. Namun saat kelelahan, biasanya kebanyakan orang akan melahap apa saja untuk mencegah rasa mengantuk, sehingga tidak jarang kebanyakan orang memilih makanan yang cepat saji dan tidak sehat. Hal ini apabila dibiarkan berkepanjangan dapat mengarah kepada naiknya berat badan.
Menjadi pelupa
Lupa dimana kita meletakkan berkas yang diminta oleh atasan? Atau handphone tertinggal di toilet? Kekurangan tidur mungkin menjadi penyebabnya. Jangan terlebih dahulu panik bahwa kita mungkin mengalami kehilangan memori jangka pendek. Para ahli penelitian membuktikan bahwa tidur membantu otak dalam membuang molekul yang beracun dari otak dan juga membantu memelihara sistem saraf kita untuk jangka panjang.
Sulit mengambil keputusan
Sleep deprivation (kondisi kurang tidur selama berhari-hari) dapat mempengaruhi kemampuan kognitif, di mana saat kekurangan tidur kemampuan seseorang dalam menyelesaikan masalah dan membagi waktu menjadi menurun. Suatu penelitian dilakukan terhadap 2 jenis subjek yaitu subjek dengan istirahat cukup dan subjek yang mengalami sleep deprivation. Kedua kelompok diminta untuk mengerjakan tes, lalu hasilnya dibandingkan. Tidak mengherankan, bahwa hasil tes kelompok subjek dengan sleep deprivation memiiki penurunan akurasi sebesar 2,4% dan subjek dengan cukup tidur mengalami peningkatan akurasi sebesar 4,3%.
Emosi menjadi tidak terkendali
Deadline di kantor tiba-tiba menjadi sesuatu yang mencemaskan, atau teman kerja di kantor seakan-akan mencoba untuk membuat kesabaran seseorang habis. Kekurangan tidur membuat seseorang lebih rentan terhadap stimulus emosional, baik sedih dan cemas, maupun menjadi gembira namun tidak terkendali.
Sering jatuh sakit
Sebuah penelitian di Archives of Interna Medicine terhadap 153 subjek menemukan bahwa subjek yang tidur kurang dari 7 jam sehari memiliki risiko mengalami flu 3 kali lebih tinggi dibandingkan dengan subjek yang tidur lebih dari 8 jam sehari. Kekurangan tidur secara langsung menurunkan sistem imun seseorang.
Kulit terlihat kusam
Saat istirahat, kulit bekerja memperbaiki sel yang rusak sehingga kurang tidur dapat mengganggu proses tersebut. Terlebih lagi kadar estrogen yang tinggi saat kekurangan tidur akan membuat kulit menjadi kusam dan terlihat lebih tua. Apabila dibiarkan dalam jangka waktu lama, risiko mengalami keriput juga lebih tinggi yang diakibatkan dari menurunnya kadar kolagen kulit.
Sering tertidur di sembarang tempat
Tertidur di kursi kantor atau kehilangan beberapa detik saat menyetir adalah gejala dari micro sleep. Kondisi ini disebabkan tubuh yang memaksa dirinya sendiri untuk tidur karena kelelahan. Hal ini cukup berbahaya terutama saat menyetir malam hari dan merupakan 2.2% – 2.6% dari seluruh penyebab kecelakaan lalu lintas.
[Lintain Mustika]