SoloposFM – Pemkot Solo berencana membongkar seluruh taman kota yang berada di sisi selatan Jl. Slamet Riyadi. Taman tersebut dinilai kerap rusak terinjak-injak, setiap kali ada gelaran car free day (CFD) maupun pawai. Sebagai gantinya, Pemkot akan memasang pot bunga di sepanjang city walk. Tanaman perdu akan diganti dengan pot tanaman. Sehingga pot tanaman itu bisa sewaktu-waktu dipindahkan saat CFD atau gelaran pawai yang digelar Pemkot. Tak hanya sering rusak, pembongkaran taman juga untuk meningkatkan aktivitas perdagangan pertokoan di kawasan tersebut.
Proyek penataan city walk dikerjakan Pemkot mulai tahun ini. Pekerjaan penataan nanti meliputi tahap pertama pembongkaran city walk dari Purwosari sampai Plaza Sriwedari. City walk akan dibongkar untuk diturunkan ketinggiannya hingga 10 sentimeter menyamakan ketinggian kondisi jalan raya. Hal ini juga untuk mengatasi persoalan genangan air yang kerap menggenang di pinggir Jl. Slamet Riyadi. Pembongkaran taman kota sisi selatan Jl. Slamet Riyadi juga mempertimbangkan sisi keamanan jalur perkeretaapian di sepanjang Jl. Slamet Riyadi.
Namun, sejumlah warga meminta Pemkot mengkaji ulang rencana pembongkaran taman kota tersebut. Keberadaan tanaman perdu cukup bermanfaat untuk memberi kesejukan atau kenyamanan, khususnya bagi masyarakat yang berkegiatan di sekitar city walk Jl. Slamet Riyadi. Pembongkaran taman malah mengisyaratkan bahwa Pemkot Solo tidak lagi percaya dengan warganya yang semakin sadar untuk menjaga lingkungan.
Tetapi, Pemkot tampaknya bersikeras dengan keinginannya. Pembongkaran taman diklaim bukan semata-mata karena kerap rusak terinjak-injak warga. Namun pertimbangan utama pembongkaran taman datang dari Dinas Pekerjaan Umum, yang berencana merehabilitasi saluran air guna mengatasi permasalahan banjir di Jl. Slamet Riyadi. Sebagaimana diketahui, banjir selalu terjadi di jalan protokol tersebut jika hujan deras melanda kota Solo. DPU akan membenahi saluran air yang letaknya di bawah taman yang secara otomatis membongkar taman. Kalau harus mengembalikan kondisi taman seperti semula akan keluar biaya besar, sehingga taman dikembalikan dalam bentuk lain tanpa meninggalkan estetika. Pemkot menegaskan, pembongkaran taman di sepanjang city walk Jl. Slamet Riyadi tidak boleh sampai menebang pohon.
Perbaikan drainase memang penting dilakukan, mengingat genangan selalu terjadi saat hujan lebat terjadi. Namun upaya mengatasi banjir tersebut jangan menjadi alasan Pemkot untuk menghapus ruang terbuka hijau di kota Solo. Kajian lebih dalam harus dilakukan. Jangan sampai upaya penyelesaian suatu masalah, menimbulkan masalah baru, yaitu berupa polusi yang meningkat akibat hilangnya paru-paru kota.