SoloposFM, Perekonomian di Kota Solo merasakan dampak pandemi Corona atau Covid-19. Sejumlah perusahaan merumahkan karyawannya, bahkan sejumlah hotel dan restoran tutup. Selain itu, kerugian perusahaan akibat pandemi Corona diperkirakan mencapai ratusan miliar rupiah.
Ketua Persaudaraan Pengusaha Travel Umroh Haji Indonesia (Perpuhi), Her Suprabu, mengatakan, sejak 27 Februari umroh ditutup. Dampaknya, 10.000 jamaah umroh tidak bisa diberangkatkan dari Kota Solo. Biro umroh sudah merumahkan karyawan, dan sebagian mengurangi karyawan. Meski demikian, Her menjamin keamanan uang jamaah selalu terpantau. Uang jamaah memperoleh jaminan tidak akan hilang.
Ketua Apindo Solo, Iwan Kurniawan Lukminto, menyatakan, kondisi sekarang sangat sulit, karena dampak pandemi global ini memberhentikan ekonomi global secara massif. Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonensia (APPBI) Solo, Budianto Wiharto, mengatakan, APPBI kesulitan mengenai aturan main antara penyewa dan yang menyewakan tempat. Penyewa banyak yang meminta digratiskan biaya sewa. Padahal biaya rutin tidak pernah berkurang
Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Solo, Abdullah Soewarno, mengatakan, sampai 13 April ada 15 hotel dan restoran/ kafe di Solo yang tutup. Sementara itu, Sri Mulyono menyatakan, Asosiasi Kontraktor Listrik Indonesia memiliki 23 anggota aktif. Jika masing masing memiliki 50 karyawan maka ada sekitar 1.150 karyawan terdampak.
Pertumbuhan perekonomian Soloraya diperkirakan tumbuh melambat pada 2020. Dampak pandemi Covid-19 membuat permintaan masyarakat secara umum terhadap barang dan jasa cenderung menurun. Hal ini menyebabkan Kota Solo mengalami deflasi terbesar di Pulau Jawa pada Mei 2020. Meskipun demikian, penerapan kenormalan baru di berbagai sektor diharapkan bisa mendongkrak perekonomian khususnya di semester II.
Optimisme Pengusaha
Gareng S Haryanto, Ketua Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Solo, saat dihubungi dalam program Dinamika 103 Solopos FM, Senin (23/06/2020) mengungkapkan bahwa ekonomi Soloraya mulai membaik. Di sektor perhotelan mulai ada meeting, angkutan umum sudah mulai berjalan, begitu juga dengan pekerjaan kontruksi.
“Solo kan kota Mice (Meeting Incentive Converence Exhibition). Kala Corona tidak ada meeting, sangat berimbas,” ungkap Gareng.
Menurutnya, sektor pariwisata memang sangat terimbas. Baik itu dari pihak hotel, catering, hingga gedung pertemuan. Namun kala New Nornal, peningkatan mulai terlihat, dimana okupansi mulai meningkat di kisaran 20-25%, dari masa awal Pandemi Corona yang hanya mencapai okupansi 10% saja.
“Kita terus komunikasi dengan pemerintan. Step by step karena recovery ekonomi tidak bisa sekaligus. Semua harus belajar beradaptasi dan harus kompak,” pungkas Gareng.
Menterjemahkan Impelentasi New Normal
Sementara itu, Farid Sunarto, Wakil Ketua Organisasi, dan Hubungan Kelembagaan KADIN Solo, dalam kesempatan yang sama mengungkapkan adaptasi dunia usaha dalam menerapkan protocol kesehatan mencegah covid, tidaklah mudah. Keluhan di kalangan pengusaha sering muncul karena aturan yang ada, belum jelas penerjemahannya.
“Anak-anak tidak boleh ke mall, tapi implikasinya bisa menimbulkan kericuhan. Pengunjung luar kota yang tidak tahu ada peraturan Walikota akan konflik dengan security. Sementara jika aturan dilanggar, pihak mall akan disalahkan aparat,” jelas Farid.
Lebih lanjut Mantan Ketua Hipmi Solo ini menjelaskan, proses adaptasi tidak mudah dan perlu edukasi masyarakat, sementara penguisaha dan konsumen kesulitan menterjemahkan new normal tersebut. Akibatnya ada euphoria kebebasan
“Perlu mendesak pemerintah, agar implementasi tidak menyulitkan dunia usaha Perlu duduk bersama dengan Satgas Covid untuk menterjemahkan impelentasi new normal sesuai bidang masing-masing. Tidak cukup dengan meminta pengusaha untuk menterjemahkan sendiri,” ungkapnya.
Optimisme Masyarakat
Meskipun kasus Covid-19 masih berlangsung namun optimism di kalangan masyarakat nampaknya terus tumbuh. Seperti pendengar Solopos FM, Wawan di Sukoharjo. Melalui pesan singkatnya, dia mengaku terus optimis bahwa kondisi ekonomi akan membaik.
[Diunggah oleh Avrilia Wahyuana]