SoloposFM, Di tengah pandemi Covid 19, bursa efek Indonesia terus berupaya agar proses edukasi pasar modal tidak terhenti. Program terbaru dari BEI adalah WIB, waktu Indonesia Berinvestasi. Program seminar online dengan narasumber para direksi dari perusahaan tercatat di BEI ini membuka ruang bagi para investor untuk berinteraksi langsung dengan pucuk pimpinan perusahaan. Program ini mampu mendongkrak jumlah investor di wilayah Solo Raya.
Kepala Kantor Perwakilan BEI Jawa Tengah 2, M Wira Adibrata mengatakan WIB mampu mendorong masuknya investor investor baru. Hal ini dikarenakan terdapat ruang interaksi antara masyarakat dengan manajemen melalui media online.
“Masarakat bisa Tanya langsung mengenai prospek dan keuangan perusahaan tercatat. Dan ini bisa di request mau perusahaan apa. Progam ini mendorong banyaknya minat masayarakat mengikuti Sekolah Pasar Modal,” katanya dalam rilis yang diterima Solopos FM, Jumat (2/7).
Jumlah Investor di Solo Raya
Berdasarkan data BEI Solo, jumlah investor di Solo Raya (tidak termasuk Klaten) per Juni mencapai 30.383. Angka ini naik cukup tinggi dibanding posisi Juli 2020 yang masih berada di 29.623. Rata rata kenaikan jumlah investor 400 per bulan, namun bulan Juni angka investor naik 760 orang. Angka transaksinya pun ikut naik dari rata-rata tahun berjalan ini Rp 900 miliar, menjadi Rp 1,7Triliun.
“Ini menunjukan masyarakat Solo sudah mulai bisa membaca peluang di tengah turunnya harga saham,” paparnya.
Wira mengatakan, selain program WIB peran aktif padasekuritas di Solo Raya yang terus mengedukasi kepada masayrakat juga berandil besar.
“Setiap pagi jam 10.00 kami membuka ruang diskusi dengan program Cek Portofolio Pagi Pagi. Ini membahas strategi investasi berdasarkan isu dan potensi naik turunnya saham. Sedangkan sore jam 15.30 setelah pasar tutup, kami buka diskusi dengan nama Papa Soni atau penutupan pasar sore ini. Ini membahas apa yang terjadi di pasar satu hari tadi,” paparnya.
Wira berharap, di tengah turunnya harga saham saat ini dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk membeli saham saham unggulan di pasar modal. Harga saham memang sedang turun, bahkan hingga 50 persen pada Maret kemarin. Saat ini harga saham mulai merangkak naik.
“Namun banyak yang belum recovery penuh. Jika kita bandingkan dengan awal tahun, masih ada diskon 23-30 persen,” imbuhnya.
Untuk itu, masyarakat diminta jeli melihat perusahaan bagus yang sahamnya masih dibawah harga rata rata.
“Ini kesempatan besar untuk menabung saham,” pungkas Wira..
[Diunggah oleh Avrilia Wahyuana]