SoloposFM – Belakangan ini intensitas hujan yang mengguyur seputar Kota Solo dan sekitarnya mulai menurun. Namun kadang dengan seketika turun hujan deras dan disertai angin kencang. Beberapa di antaranya bahkan sampai mengakibatkan rumah roboh, genting beterbangan hingga pohon bertumbangan.
Selama sepekan terakhir, tercatat sudah ada empat titik pohon tumbang di Solo. Di antaranya pohon beringin di Mangkunegaran, disusul pohon asem dan cemara di Slamet Riyadi serta pepohonan di Jl. Samanhudi dan Jl. Agus Salim. Bahkan sebagian peristiwa pohon tumbang itu juga mengakibatkan jatuhnya korban.
Yang terbaru, kebun binatang Gembiraloka Jogja juga tak luput dari amukan hujan angin. Bahkan pohon yang tumbang mengakibatkan dua orang meninggal dunia dan belasan orang lainnya terluka.
Hujan angin memang kadang menjadi bencana, namun bukan berarti tak dapat diantisipasi. BMKG sudah memprediksi saat ini sudah mulai memasuki musim peralihan dari penghujan ke kemarau basah. Peralihan ini biasanya disertai dengan intensitas angin kencang yang meningkat yang diprediksi hingga awal April.
Dengan modal informasi tersebut, semestinya menjadikan kita semua lebih waspada dan berhati-hati saat berada di luar rumah, saat kondisi hujan angin. Terkait beberapa peristiwa pohon tumbang, pemerintah daerah semestinya juga bisa memetik pelajaran, dan menjadikan itu sebagai langkah baru untuk mengantisipasi terjadinya peristiwa serupa di kemudian hari.
Pemerintah daerah melalui dinas terkait, tidak ada salahnya membuat peta pohon rawan tumbang di teritorinya. Butuh pendataan menyeluruh, baik meliputi lokasi, umur pohon, ukuran, tingkat kerindangan dan kerawanannya. Jika dahan dan rantingnya sudah dinilai menganggu atau berbahaya bisa segera dipangkas. Jika pohon sudah tua dan rawan tumbang, perlu ditebang dan diganti dengan pohon baru. Dengan begitu, bukan tidak mungkin, bencana pohon tumbang bisa diantisipasi dini.