SoloposFM, Tiga siswa menunjukkan wajah bahagia mereka, Jumat sore (21/08/2020) di lobby Griya Solopos. Ketiganya adalah pemenang Lomba Menulis Surat untuk Pak Ganjar.
Fiska Akilah Pratiwi, pelajar asal Pekalongan berhasil memenangkan Lomba Menulis Surat untuk Pak Ganjar yang diselenggarakan oleh radio Solopos FM bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah (MI) Salafiyah 1 Kota Pekalongan tersebut berhasil mengalahkan 302 peserta lainnya dengan total nilai 84.
Juara II dimenangkan oleh Anindita Juliandra Nisrina Krisniawan (siswa kelas VI SD Muhammdiyah Program Unggulan Gedongan, Colomadu, Karanganyar) dengan total nilai 83 dan Juara III diraih oleh Laurinza Luvio Danuarta (siswa kelas V SD Muhammadiyah 19 Kemlayan, Surakarta) dengan nilai 82.
“Senang sekali jadi juara. Tapi niatnya mengikuti lomba selain pengen hadiah sepeda, juga pengen ketemu Pak Ganjar. Covid membuat nya juga kurang memahami materi pelajaran, karena jika bertanya orangtua, mereka juga tidak memahami materinya,” ungkap Anindita, sang juara satu.
Sementara itu, sang Juara III, Laurinza Luvio Danuarta mengaku sekolah daring membuatnya harus bergantian handphone dengan orangtua untuk mengerjakan tugas sekolah. Sehingga dia berharap Pak Ganjar segera mengijinkan sekolah tatap muka.
Fiska Akilah Pratiwi, si juara I, mengaku memang senang menulis. Apalagi kedua orangtuanya sangat mendukung, apalagi sang Bapak yang merupakan seorang petani asli Pekalongan.
“Belajar daring tidak semudah yang saya bayangkan. Lebih enak belajar tatap muka di sekolah’” papar Fiska.
Wadah Curhat Pelajar Di Masa Pandemi.
Sebelumnya, Solopos FM bekerja sama dengan produsen sepeda Celcius Odessy Bike menggelar Lomba Menulis Surat untuk Pak Ganjar. Lomba yang ditujukan untuk pelajar sekolah dasar (SD) kelas 4,5 dan 6 di Jawa Tengah ini bertujuan memberikan wadah kepada pelajar dalam menyampaikan curahan hati mereka di masa pandemi.
Direktur Bisnis Solopos Group, Suwarmin, dalam sambutannya mengaku terkejut dengan antusias peserta lomba. Apalagi curhatan dalam surat tersebut cukup menggelitik. Menurutnya setiap peserta lomba adalah juara, meskipun hanya tiga besar yang mendapatkan hadiah.
“Kami upayakan curhatan tersebut tersampaikan ke Mas Ganjar, apalagi isinya sangat menggelitik. Ungkapan khas anak-anak dan sudut pandang mereka terhadap efek Covid-19. Surat ini tidak akan berhenti di lomba ini saja. Isinya akan tersampaikan, baik via audio maupun video dan tentu saja kita sampaikan ke Mas Ganjar,” papar Suwarmin.
Station Manager Solopos FM, Intan Nurlaili mengatakan kondisi pandemi yang melanda dunia merubah seluruh tatanan di banyak sektor. Hal ini tentu membawa dampak cukup signifikan pada semua kalangan termasuk juga anak-anak. Pembatasan sosial dan perubahan skema pembelajaran sedikit banyak mempengaruhi kenyamanan pelajar.
Sementara Marketing Communication Manager Celcius Oddesy, Iman Namo Maulana mengatakan keikutsertaan Celcius Oddesy mensupport acara ini didasarkan pada besarnya perhatian Celcius pada dunia pendidikan.
Dengan adanya lomba ini, Namo berharap anak-anak bisa semakin kritis dan aware pada lingkungan sekitar dan bisa menyampaikan aspirasi dengan lebih baik lagi. Terlebih di masa pandemic seperti sekarang dimana anak-anak lebih banyak asyik bermain dengan gadget.
Sambutan Hangat
Sejak pertama kali dilaunching, lomba ini mendapatkan sambutan yang bagus dari pelajar. Menurut Program Director Solopos FM, Avrilia Wahyuana yang juga menjadi salah satu juri lomba, surat datang dari pelajar di berbagai kota di Jawa Tengah.
“Kami terima mencapai 302 surat. Isi surat pun menurut Lia sangat beragam. Ada yang lucu dan membuat tertawa hingga yang sedih membuat menangis. Ada anak yang bercerita kalau selama belajar di rumah akibat pandemi, dia semakin gemuk karena makan selalu teratur serta kalau ada jajanan lewat selalu beli. Tapi banyak juga cerita sedih. Mulai dari orangtua yang kena PHK karena Corona, orangtua yang susah mencari uang karena Corona, susah sinyal, telat kirim tugas karena nunggu HP orangtua sepulang kerja, hingga kisahnya melihat tetangga depan rumah yang meninggal karena Covid-19,” kata dia.
Redaktur Opini Solopos, Ichwan Prasetyo sebagai juri kedua membenarkan hal tersebut. “Ada banyak kisah menarik tentang pembelajaran daring, terutama tentang ibu dan bapak yang tidak bisa membantu belajar karena tak paham pelajarannya. Mayoritas peserta rindu ingin ke sekolah lagi,” tutur Ichwan.
Acara ini juga didukung sejumlah sponshor yaitu Bank Jateng, Semen Gresik, Gramedia, Celcius Oddesy, Mizan Publishing House
[Diunggah oleh Avrilia Wahyuana]