SoloposFM, Hari HIV AIDS Sedunia diperingati setiap tanggal 1 Desember di mana peringatannya dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat soal virus HIV/AIDS. Tahun ini Hari AIDS Sedunia jatuh pada Selasa, 1 Desember 2020.
Dalam Bincang Spesial Bersama KPA (Komisi Penanggulangan AIDS) Solo, Senin (30/11/20202), Tommy Prawoto, Pengelola Program KPA Solo mengungkapkan di kalangan awam, Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) seringkali disama artikan. Meskipun memang penyebabnya saling beriringan, tapi keduanya memiliki diagnosis yang berbeda. Jika dipermudah, HIV adalah virus yang menyebabkan kondisi AIDS.
“HIV adalah virus yang dapat menyebabkan kerusakan pada sistem kekebalan tubuh. Virus ini hanya bisa tertular antar manusia dan menyerang ke sistem imun yang mengakibatkannya tidak bisa bekerja efektif seperti seharusnya. Namun, perkembangan virus ini masih bisa dikendalikan oleh obat-obatan hingga bisa memutus siklus hidupnya di dalam tubuh,” papar Tommy.
Lebih lanjut Tommy menjelaskan, penularan HIV dapat dideteksi dengan tes darah atau air liur seseorang dan membutuhkan waktu beberapa minggu. Dalam mendiagnosisnya, AIDS lebih rumit dibandingkan HIV. Karena HIV telah menghancurkan sel kekebalan tubuh yang disebut sel CD4, salah satu cara untuk mendeteksinya adalah dengan menghitung jumlah sel tersebut.
Millenial pahami HIV
Sementara itu, Fatimah Zakiyah, Anggota (Gempita) Gerakan Pemuda Peduli Kesehatan, Kota Solo dalam kesempatan yang sama mengungkapkan, pemuda sebagai bagian dari masyarakat Indonesia yang mempunyai hak hidup sehat dan berkewajiban untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan individu dan masyarakat, menyadari bahwa Indonesia masih dilanda berbagai masalah kesehatan yang perlu segera ditanggulangi.
“GEMPITA atau Gerakan Pemuda Peduli Kesehatan adalah Organisasi Pemuda yang merupakan gabungan dari Karang Taruna di 5 Kecamatan yang memiliki komitmen bersama untuk memajukan bidang kesehatan,” papar Fatimah.
Menurutnya, pergaulan bebas pada remaja dapat mempermudah terjadinya penyakit menular seksual seperti HIV dan AIDS. Tidak semua remaja mengerti tentang kesehatan reproduksi dan seksualitas. Informasi yang di dapat remaja biasanya melalui teman, internet ataupun media cetak yang biasanya kurang akurat.
“HIV dan AIDS bisa dicegah dengan cara memberi pengetahuan dasar pada remaja tentang penyakit menular seksual HIV dan AIDS. Karena informasi yang salah dapat menjerumuskan remaja ke pergaulan bebas atau ke hal lain yang dapat mengarah terhadap penularan penyakit menular tersebut. Sehingga, pengetahuan dasar tentang HIV dan AIDS bisa membantu agar memahami dan menyadari seberapa berbahayanya HIV AIDS, sehingga remaja bisa memiliki sikap dan perilaku yang sehat untuk menghindarinya,” ungkapnya.
[Diunggah oleh Avrilia Wahyuana]