SoloposFM – Sejumlah bioskop di Indonesia sudah mulai beroperasi, tentunya dengan menerapkan sejumlah protokol kesehatan ketat yang diwajibkan oleh Pemerintah.
Protokol kesehatan itu termasuk melakukan pemeriksaan suhu badan, membatasi usia pengunjung, mewajibkan penonton menggunakan masker, menyediakan layanan penjualan tiket melalui daring, menetapkan jarak aman dan mengosongkan sebagian kursi di dalam bioskop, serta menyediakan hand sanitizer di semua area bioskop.
Selain itu, ada pembatasan usia penonton bioskop hanya bagi mereka yang berusia 12 tahun hingga 60 tahun.
Di sisi lain, sejumlah bioskop masih belum membuka jaringan bioskopnya. Selain karena belum ada ijin dari pemerintah daerah setempat, sebagian lagi memang enggan membuka jaringan bioskopnya karena terbatasnya jumlah film yang akan ditayangkan, serta aturan kapasitas 25 persen penonton.
Bagi masyarakat yang gemar menonton film di bioskop, situasi ini tentu memunculkan kerinduan tersendiri.
Hal itu seperti diungkapkan mayoritas pendengar Solopos FM dalam sesi Dinamika 103, Jumat (18/12/2020). Sebanyak 86 persen pendengar mengaku kangen nonton di bioskop.
Seperti diungkapkan pendengar, Ningsih, “Kangen mbak, pingin nonton. Tapi dengan kondisi seperti sekarang ini memang harus realistis. Resiko tinggi dalam satu ruangan AC tertutup beberapa jam, kita nggak tahu kalau ada OTG kan? Tapi kalau filmnya James Bond yang tayang, I’ll take the risk.”
Komentar senada disampaikan Priyanto, “Saya dan istri juga kangen nonton bioskop, apalagi sudah menunggu film-film bagus. Misal sudah buka, ya harus tetap dengan protokol kesehatan, tempat duduk dikasih tanda, ada pengawasan, dan isi cukup 1/3 saja dari total kapasitas. AC tidak perlu distel full.”
“Saya setuju saja (bioskop dibuka) asalkan kita semua bisa menerapkan segala aturan-aturan atau protokol kesehatan dengan sungguh-sungguh dan penuh tanggung jawab, saya kira akan baik-baik saja,” kata Ahmad di Nayu.
Sementara, komentar lain disampaikan Ahmad Sanusi, “Gedung bioskop merupakan yang rentan dan bisa membentuk klaster baru dalm penyebaran virus Covid-19 ini. Maka perlu ditinjau kembali kebijakan aturan dan regulasinya. Pertanyaannya apakah faktor resiko kesehatan dan ekonomi bisa sejalan dengan situasi dan kondisi pandemik ini? Jawabannya hanya ada pada diri kita semua, perlu atau tidak kita ke bioskop.”
[Diunggah oleh Mita Kusuma]