SoloposFM, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengimbau para perantau asal Jawa Tengah tidak mudik saat Natal. Hal ini untuk meminimalisir pergerakan orang antar-daerah untuk menekan kasus Covid-19.
Mengenai libur Tahun Baru 2021, Ganjar Pranowo juga memerintahkan pengelola destinasi wisata dan pusat berbelanjaan mengurangi jam operasinal di selama libur Natal dan Tahun Baru 2021.
Ganjar menyampaikan intruksi tersebut kepada para bupati dan wali kota di Jawa Tengah guna mencegah kerumunan di wilayah masing-masing. Apabila pemerintah kabupaten/kota tak mampu melakukannya, Ganjar mengancam akan menutup asal titik keramaian tersebut.
Baca juga :
Mayoritas Pendengar Solopos FM Tidak Tahu Beda Tes Antigen, Tes Antibodi, dan Tes PCR
Peringatan Hari Raya Natal, menurut Ganjar Parnowo, tetap dapat berlangsung dengan sejumlah adaptasi. Bersama pemuka agama, Ganjar Pranowo mengatakan telah sepakat membatasi jumlah jemaah yang datang ke suatu lokasi ibadah. Dengan begitu, esensi ibadah tetap ada tanpa melanggar protokol kesehatan untuk menghindari penularan Covid-19.
Jika terpaksa tetap mudik saat Natal, Ganjar Pranowo mengingatkan masyarakat harus menjalani minimal rapid test antigen atau bisa juga tes swab PCR. Ketentuan sebagaimana disampaikan oleh pemerintah pusat dan berlaku selama libur Natal dan Tahun Baru, 18 Desember 2020 – 4 Januari 2021.
Satuan Tugas Penanganan Covid-19 sendiri, telah mengeluarkan surat edaran terkait protokol kesehatan perjalanan orang selama libur Natal dan Tahun Baru 2021 di masa pandemi Covid-19. Peraturan dalam surat edaran tersebut berlaku mulai 19 Desember 2020 hingga 8 Januari 2021. Protokol kesehatan berlaku bagi pelaku perjalanan dalam negeri dan luar negeri, yang menggunakan moda transportasi umum atau pribadi.
Opini Pendengar Solopos FM
Sementara itu, pendengar Dinamika 103 Solopos FM, Kamis (24/12/2020), mayoritas mereka sepakat untuk menunda mudik saat Natal dengan alasan pandmei Vocid-19. Sebanyak 80% pendengar mengaku menunda mudik saat Natal, sedangkan 20% sisanya tidak setuju.
Berikut sejumlah opini mereka :
“Tidak setuju. Lagi-lagi ekonomi jadi korban,” ungkap Sulung.
“Mudik dan tradisi hari raya adalah kultur bangsa ini yg diterjemahkan dgn bergerakan manusia dari satu titik ketitik lain.., dan ini yang rentan akan persebaran virus covid 19. Pertanyaannya adalah bisakah semua komponen bangsa ini bisa menerapkan prokes yg ketat ..dan memutus mata rantai virus pandemik ini!,” papar Ahmad Sanusi di Kartasura.
“Setuju. Demi kesehatan kita bersama. Menekan penyebaran penularan Covid-19,” tulis Ahmad di Solo.
“Kami biasanya merayakan Natal bersama kumpul di Solo, tapi demi memutus mata rantai covid maka keluarga besar kami sepakat tahun ini tidak kumpul dulu,” ungkap Nugroho.
[Diunggah oleh Avrilia Wahyuana]