SoloposFM, Per awal pekan ini pula, ribuan aparatur sipil negara (ASN) bekerja dari rumah (work from home/WFH). Hal ini terkait Pemkot Solo yang memulai Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) pada Senin (11/1/2021).
Selama bekerja dari rumah, mereka tetap melaksanakan tugas kedinasan dengan melaporkan pelaksanaan tugas melalui aplikasi E-Kinerja. Di samping itu, mengirimkan presensi berupa foto diri yang berlokasi di rumah masing-masing kepada atasan paling lambat pukul 08.00 WIB.
Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo mengungkapkan 75% Aparatur Sipil Negara (ASN) akan bekerja dari rumah atau work from home (WFH), kecuali di instansi pelayanan publik, seperti Dinas Kesehatan.
“Nanti kalau ada ASN yang keluyuran saat WFH, akan dikenai sanksi. Pelayanan publik tetap jalan karena masih ada 25% ASN yang masuk dijadwal untuk pelayanan,” ucapnya.
75% Persen dari jumlah pegawai
Sekretaris Daerah (Sekda) Solo, Ahyani mengatakan mereka yang bekerja dari rumah sebanyak 75% persen dari jumlah pegawai. Sisanya tetap berangkat ke kantor dengan penjadwalan yang diatur oleh masing-masing perangkat daerah, dengan mempertimbangkan keberlangsungan fungsi organisasi dan pelayanan.
Sebelumnya, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi ( Menpan RB) Tjahjo Kumolo mengatakan, aparatur sipil negara yang berada di wilayah dengan Pembatasan Sosial Berskala Besar ( PSBB) dapat bekerja dari rumah secara penuh.
Meski demikian, Tjahjo mengingatkan jika penyesuaian sistem kerja tersebut tidak boleh menghambat pelayanan publik. Selain itu, juga tidak boleh mengurangi sasaran kerja dan target kerja dari ASN yang bersangkutan.
Baca juga :
Penting! Kebiasaan Baru Menjaga Kesehatan Mata Kala Pandemi
Opini pendengar Solopos FM
Sementara itu, mayoritas pendengar Dinamika 103 Solopos FM, Kamis (14/01/2021), menyatakan konsep WFH pada PNS tak akan membuat kinerja mereka efektif. Dari ahsil polling para pendengar, 80% menyatakan WFH ASN tak efektif. Sementara 20% sisanya menilai WFH ASN bisa efektif.
Berikut sejumlah opini mereka :
“TIDAK! Kerja di kantor saja kurang maksimal apalagi kerja dari rumah,” tulis Sulung di Kebakkramat.
“WFH cukup efektif koq untuk ASN,” tulis Tri Yan di Tasikmadu, Karanganyar.
“ASN bekerja dari rumah tidak efektif. Teman saya kemarin ngurus satu surat saja lama dan tidak selesai hari itu juga. Selain dibatasi tapi jam kerjanya hanya sampai jam 12 siang aja. Kerja normal saja tidak efektif apalagi dikurangi pasti lebih tidak efektif lagi,” ungkap Priyanto Sasongko.
“Cukup efektif karena dapat memutus rantai Covid-19, namun dengan tetap menjunjung tinggi kinerja yang professional dalam melayani masyarakat,” ungkap Bima di Gawok.
“Wfh apaan? Santuy di rumah iya dan digaji Negara. Tidak semua juga sih tapi mayoritas,” tulis Anwar Saiff di Solo.
“Pelayanan publik adalah bagian kerangka kerja ASN untuk melayani dan merespon masyarakat. Mereka merupakan sumber daya yang dibayar oleh negara dari uang dan pajak masyarakat,” ungkap Ahmad Sanusi di Kartasura.
“ASN menjalani WFH tidaklah efektif. Ada banyak contoh ketidakefektifan dari dampak WFH ini. Salah satunya di dunia pendidikan. Pendidik yang menjalani WFH tidak bisa secara langsung memantau perkembangan dan kemajuan akademis anak didiknya. Pun anak didik banyak mengalami kesulitan ketika memahami mapel dan mengerjakan tugas-tugas daring. Namun apapun itu, selalu ada kompensasi yang musti diterima akibat regulasi para pemangku kepentingan karena situasi emergency,” papar Ary di Karanganyar.
[Diunggah oleh Avrilia Wahyuana]