SoloposFM, Menjadi pengemudi ojek online perempuan memiliki tantangan tersendiri. Belum lagi perempuan sangatlah rawan dari sisi keamanan, karena pasti resiko mereka juga lebih besar. Solopos FM bersama Tim P4GN (Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba) Karanganyar, mengupasnya dalam Serba Serbi Inspirasi di Bumi Intanpari. Diketahui, P4GN diketuai langsung oleh Wakil Bupati Karanganyar, Rober Christanto.
Modus operandi peredaran gelap narkoba semakin beragam. Berbagai cara dilakukan sindikat agar barang haram dagangannya sampai ketangan pembeli. Salah satu yang dilakukan adalah mengirimnya melalui jasa ojek online, sebagai salah satu penyedia jasa penitipan barang berbasis aplikasi (online), menjadikannya rawan tindak pidana narkotika. Seperti apa antisipasi dan juga peran dari SRIKANDI GOJEK LAWU untuk ikut serta mencegah dan juga memantau peredaran narkotika di Karanganyar? Seperti apa pula kolaborasi mereka bersama Tim P4GN?
Pada Kamis (25/02/2021), bersama host Putu Narendra membahas tema “Menjadi Perempuan Mandiri dan tangguh jaman Now”. Menghadirkan dua orang narasumber yakni, dua orang angggota Srikandi Gojek Lawu, Reni Anjani dan Mudrikhoh Zain.
Prestasi Srikandi Gojek Lawu
Reni Anjani dan juga Mudrikhoh Zain mengungkapkan jika para srikandi ini memiliki segudang prestasi. Diantaranya Juara KKKAB (kreasi konten kreator karya ansk bangsa ) kayegori regional Jateng DIY, hingga Double winer di NDX J3k video chalange. Mereka berhasil meraih juara 1 dan juara harapan.
“Saya sebagai Srikandi Gojek Lawu juga ikut dalam penggalangan dana dan pendistribusian bantuan ke posko Merapi. Gojek Lawu juga mengadakan lomba yangs angat khas dengan pekerjaan kami, yakni cerita unik yang pernah dialami oleh driver,” ungkap Mudrikhoh Zain, seorang single mother dengan tiga orang putra.
Dia mengakui jika selain sebagai driver ojek online dia juga berprofesi sebagai guru honorer. Pekerjaan ini dia lakukan karena tuntutan kebutuhan.
“Akhirnya saya memutuskan tuk menjadi seorang driver ojek online. Walau penuh tantangan, nyinyiran dan hal seru lain namun semua itu tidak mengendorkan semangat saya. Apalagi, selama menjadi driver Gojek banyak hal menarik, lucu, horor dan menegangkan. Dan walau saya hanya seorang driver Gojek, namun saya bersama rekan-rekan Gojek Lawu sudah turut mengharumkan nama Karanganyar dan Gojek Soloraya melalui karya” ungkap Zain yang mengaku nyaman menjadi seorang driver Gojek.
Meskipun di jalan ia garang sebagai driver, namun sebenarnya ia tetap memiliki jiwa keibuan.
“Saya Saya selalu menanamkan hal baik pada anak saya dan seluruh anak didik saya salah satunya tentang bahaya narkoba. Pesan saya untuk seluruh perempuan di luar sana, kalian itu hebat kalian itu memiliki power yang sangat kuat. Tetap semangat, jangan mudah menyerah dan tetaplah berpegang teguh pada prinsip yang benar. Mari kita tanamkan hal baik pada keluarga, lingkungan, saudara teman salah satunya melalui pemahaman tentang bahaya narkoba,” ungkapnya lebih lanjut.
Kesulitan Yang Menumbuhkan Kekuatan
Cerita berbeda diungkapkan Reni Anjani. Perempuan kelahiran Juli 1999 ini, adalah seorang mahasiswi. Ia memulai pekerjaan sebagai driver gojek pada awal masa pandemi di bulan Maret 2020.
“Karena ekonomi keluarga sedang tidak stabil dikarenakan pandemi virus covid-19 orangtua berdagang jadi sepi pendapatan tidak menentu dan saya juga harus bayar UKT kuliah yang nominalnya menurut saya tidak sedikit di sisi lain kantor tempat saya bekerja memangkas jam kerja karyawan serta ada kebijakan potong gaji sebesar 30%. Saya sempat curhat tentang permasalahan yang sedang saya dan keluarga hadapi dimasa pandemi dengan teman saya salah satu driver gojek lawu yang bernama Mas Agus. Mas Agus menawarkan saya untuk jadi Joki Gojek pakai akun temannya karena saya sendiri belum memiliki akun resmi sendiri. Awalnya saya takut menyalahi aturan dari pihak Apk Gojeknya, tapi apa boleh buat saya juga sedang membutuhkan uang tambahan,” ungkap mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik ini.
Reni mengaku senang dengan profesinya ini. Walaupum kadang penghasilannya tidak seberapa tinggi, tapi karena dia rajin mengumpulkannya sehingga cukup untuk memenuhi kebutuhan. Reni juga selalu berupaya untuk menjalin komunikasi dengan komunitas, demi menjaga keselamatannya saat bekerja.
“Ada seorang driver namanya Mbah Men, dia driver Gojek Lawu. Beliau menawari saya untuk gabung di grup whatsapp mereka. Grup ini bisa dimanfatkan untuk menjalin komunikasi ketika kita dapat orderan di jam malam dan tempat yang terlalu jauh. Jadi bisa minta tolong dipantau pergerakan kita atapun minta tolong ditemenin sewaktu mengantar orderan tersebut,” paparnya.
Dari sini Reni berkesimpulan bahwa pekerjaan apapun dan berpenghasilan berapapun akan terasa cukup ketika kita berbesar hati untuk selalu bersyukur.
“Selagi pekerjaan itu halal bagi kita. Jangan gengsi! Jangan malu! Untuk mewujudkan apa yang ingin kita wujudkan. Semua perjalanan saya menjadi Driver Joki Gojek tidak luput dari support temen,” ungkapnya.
Gojek Lawu Karanganyar didirikan oleh Bapak Suhud. Hingga sekarang (4tahun) solidaritas dan kebersamaan komunitas ini patut diacungi jempol.
“Saya sangat berterimakasih kepada semua rekan Gojek Lawu Karanganyar serta Driver Gojek di seluruh kota Karanganyar. Terimakasih sudah mengajarkan saya mandiri, tidak gensi, tidak malu, dan tetap semamgat dalam menghadapi semua ujian hidup yang ada,” pungkas Reni.
[Diunggah oleh Avrilia Wahyuana]