SoloposFM – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terus mempertimbangkan kemungkinan pembelajaran tatap muka (PTM) bisa dilaksanakan di semua jenjang pendidikan, mulai dari PAUD hingga Perguruan Tinggi.
Hal ini untuk menyikapi terbitnya Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19 melalui Surat Keputusan Bersama (SKB) yang ditandatangani Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri Kesehatan, dan Menteri Dalam Negeri.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengungkapkan, dalam SKB empat menteri tersebut disebutkan bahwa semua sekolah harus sudah membuka pembelajaran tatap muka pada bulan Juli 2021, mulai dari jenjang PAUD hingga Perguruan Tinggi.
Meski demikian, Ganjar Pranowo meminta penyelenggara pendidikan anak usia dini (PAUD) untuk tidak terburu-buru menggelar pembelajaran tatap muka (PTM) pada masa pandemi Covid-19.
Sesuai SKB 4 Menteri, PTM di jenjang PAUD diatur jaga jarak minimal 1,5 meter dan per kelas maksimal diisi 5 peserta didik.
Berdasarkan masukan para ahli dan pakar kesehatan, risiko penularan Covid-19 di tingkat peserta didik SD hingga PAUD masih tinggi. Peserta didik SD hingga PAUD diyakini belum bisa menerapkan protokol kesehatan secara disiplin seperti memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.
Mayoritas Pendengar Setuju
Pendapat berbeda disampaikan pendengar Solopos FM terkait pembelajaran tatap muka untuk jenjang PAUD atau TK. Dalam sesi Dinamika 103, Selasa (6/4), sebanyak 60 persen pendengar mengaku setuju dimulainya PTM untuk jenjang PAUD. Sedangkan 40 persen menyatakan tidak setuju.
Pernyataan setuju jika PTM untuk siswa PAUD atau TK mulai dibuka di antaranya disampaikan Eny, “Saya setuju saja. Soalnya anak saya juga masih TK. Menurut saya belajar di rumah masih tetap kurang efektif. Yang penting tetap dengan prokes yang ketat, karena anak TK pasti susah kalau diminta jaga jarak dan pasti tidak nyaman dengan pakai masker selama lebih dari 1 jam.”
Hal senada disampaikan Lukas. “Pembelajaran tatap muka untuk PAUD menurut saya diperkenankan dengan prokes ketat. Masuk 2X seminggu supaya animo belajar anak tetap ada,” tuturnya.
Sementara, menurut Anwar Saiff, “Sudah saatnya PTM sudah dilaksanakan. Pemerintah carilah formula yang tepat demi pendidikan anak. Semoga semua selamat dan terhindar dari Covid-19.”
“Sekolah saya sudah sepekan kemarin melaksanakan simulasi PTM. Dengan semua prosedur dan prokes belajar di era new normal. Alhamdulillah, berjalan normal. Tetapi dari dinas terkait belum memberikan ijin untuk dilaksanakan PTM selanjutnya. Semoga sekolah segera dibuka agar anak-anak kembali bersemangat belajar,” pungkas Aning di Masaran.
PTM Akan Dibuka Bertahap
Sementara itu, Kepala Bidang PAUD dan Pendidikan Masyarakat Diknas Kota Solo Galuh Murya Widawati mengaku pada awal pemberlakuan pembelajaran jarak jauh (PJJ) akibat pandemi Covid-19 pihaknya sempat bingung karena belum ada persiapan untuk para pendidik di jenjang PAUD melakukan pengajaran secara daring.
“Kami segera menyiapkan materi pembelajaran secara online dan melakukan pelatihan untuk para guru membuat kurikulum darurat untuk PJJ,” ungkapnya.
Galuh mengaku prihatin karena selama pandemi siswa PAUD mengalami lost learning dan lost stimulation. Sementara itu, menyikapi SKB 4 menteri tentang pembelajaran tatap muka terbatas, menurut Galuh, pihaknya saat ini tengah menyiapkan berbagai hal. Salah satunya dengan melakukan kerja sama dengan beberapa pihak. Hal ini mengingat kondisi fisik PAUD di Kota Solo yang sangat memprihatinkan dan membutuhkan dana yang cukup besar untuk membenahi setelah sekian lama kosong.
“Dalam waktu dekat ini kami juga akan melakukan diklat UKS PAUD untuk menyiapkan PTM dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat. Satuan PAUD akan meminta ijin orang tua apakah mengijinkan anaknya mengikuti PTM atau mau tetap PJJ,” ungkapnya.
Meski demikian, ia mengimbau pihak sekolah atau pengajar jenjang PAUD untuk tidah tergesa-gesa menggelar PTM.
“Dari dinas nanti yang akan memberikan google form ke pihak sekolah terkait kesiapan melakukan PTM. Mohon bersabar, termasuk bagi pihak orang tua siswa. Kami sedang mempersiapkan, karena yang diutamakan adalah keselamatan dan kesehatan anak,” tambahnya.
[Diunggah oleh Mita Kusuma]