SoloposFM, Kabupaten Karanganyar memiliki berbagai macam tempat wisata. Tidak mengherankan jika persaingan antar obyek wisata di Kabupaen Karanganyar sangat tinggi. Agrowisata Jambu di Ngargoyoso adalah salah satu agrowisata di Kabupaten Karanganyar yang berkembang dari kegiatan budidaya jambu merah.
Selain memiliki beragam manfaat, jambu merah juga bisa dibuat menjadi beragam olahan. Tak heran usaha ini juga mampu menggerakan perekonomian masyarakat sekitar.
Baca juga : Tidak Sekadar Gaya, Øje Eyewear Bagikan 4 Manfaat Kacamata Hitam bagi Kesehatan Mata
Solopos FM bersama Tim P4GN (Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba) Karanganyar, mengupasnya dalam Serba Serbi Inspirasi di Bumi Intanpari. Diketahui, P4GN diketuai langsung oleh Wakil Bupati Karanganyar, Rober Christanto.
Dalam program Serba-Serbi Inspirasi di Bumi Intanpari, Kamis (20/05/2021), secara khusus membahas tema “Berburu Jambu Merah Lewat Eduwisata Kebun Jambu Puja Ngargoyoso”. Hadir sebagai narasumber Aris Setiawan, S.H, pemilik Agrowisata Pohon Jambu Merah Puja Ngargoyoso, Karanganyar.
Baca juga : Lebaran di Rumah Saja, Ini Deretan 4 Game Paling Favorit Selama Liburan
Usaha ini menurut Aris, berawal pada 2004 kala sang ayah yang merupakan petani palawija, mencoba untuk menanam jambu di pekarangan. Dalam setahun pohon tersebut berbuah, sehingga sang ayah menambah menanam 80 pohon jambu. Jambu yang cepat berbuah membuat mereka mengubah lahan palawija menjadi lahan pertanian jambu.
“Perubahan ini tentu tidak mudah, apalagi bagi petani sekitar yang biasa menanam padi dan sayur mayur. Mereka banyak yang menentang. namun setelah melihat kebun jambu Bapak yang dalam 7 bulan sudah panen, akhirnya banyak yang ikut beralih menjadi petani jambu,” papar Aris.
Hal ini membuat para petani di Ngargoyoso membentuk kelompok tani. Berawal dari 18 anggota, kini sudah menjadi puluhan anggotanya. Jambu yang sudah dipanen dipasarkan mulai dari Tawangmangu, Magetan, Solo, Sragen, Madiun hingga Kediri.
Aneka olahan
Masyarakat Ngargoyoso kini banyak sekali yang menanam pohon jambu sebagai mata pencaharian mereka, khususnya jambu merah. Jambu jenis ini memiliki banyak peminat karena tekstur yang lembut, dan kandungan airnya tidak terlalu banyak.
Aris memaparkan, dirinya bersama sang ayah kemudian mengembangkan Eduwisata Kebun Jambu Puja Ngargoyoso. Puja merupakan singkatan dari Putera Jambu. Dengan tiket terjangkau, wisatawan sudah bisa menikmati jambu sepuasnya. Pengunjung juga bisa berfoto ria di kebun tersebut dengan panorama Gunung Lawu yang memanjakan mata.
Jika ingin membawakan oleh-oleh untuk orang tercinta, agrowisata ini juga menyediakan beberapa olahan seperti jus, sari buah jambu merah, pangsit, kripik, dan es krim. Dalam inovasinya, bisa dibuat peyek daun jambu, teh dan selai yang semuanya terbuat dari pohon jambu merah.
Agrowisata yang dirintis warga Jatirejo itu juga dilengkapi berbagai permainan untuk anak-anak. Ada jungkat-jungkit, ayunan hingga tempat outingclass. Sebelum pandemi, saat libur sekolah selalu ramai dikunjungi siswa taman kanak-kanak, SD, SMP dan rombongan lainnya. Mereka juga bisa belajar cara merawat tanaman dan memanen jambu.
“Tidak terlalu sulit untuk merawat pohon jambu. Hanya saja perawatanya harus aktif, selalu diberi pupuk, dan disiram air. Cuaca apapun tidak terlalu berpengaruh,” ungkap Aris.
Pengunjung dari beberapa daerah pun rela mampir ke kebun ini untuk merasakan serunya memetik buah jambu sendiri langsung dari pohonya. Karena cara memetiknya tidak terlalu susah, dan pohon tidak begitu tinggi. Buahnya langsung bisa dimakan sepuasnya.
“Saya ingin Ngargoyoso ini tidak hanya dikenal dengan wisata air terjun saja, namun juga agrowisata jambu merah. Seperti Malang yang identik dengan apel. Hal ini akan membuka peluang usaha bagi warga khususnya pemuda Ngargoyoso. Kami juga menggandeng warga sekitar dalam eduwisata ini. Misalnya wanita tani membuat produk makanan dari jambu, sementara pemuda bisa menjadi pemandu yang memberikan pelatihan budidaya jambu ke pengunjung ,” pungkasnya.
[Diunggah oleh Avrilia Wahyuana]