SoloposFM, Seusai masa larangan mudik Lebaran pada 6-17 Mei 2021, kemungkinan gelombang kedua arus mudik terjadi. Selain melakukan penyekatan arus balik, petugas juga harus mewaspadai mudik gelombang kedua yang terjadi setelah masa larangan mudik berakhir pada 17 Mei.
Sebagian orang memilih pulang kampung setelah larangan mudik dicabut untuk menghindari pengetatan.
Baca juga : ShopeePay Talk Kobarkan Semangat Bisnis Anak Muda
Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Doni Monardo mengatakan, pihaknya mengantisipasi lonjakan kasus positif akibat mudik gelombang kedua. Menurut Doni, dengan berakhirnya masa peniadaan mudik pada Senin (17/5) lalu, masyarakat kemungkinan memanfaatkan masa pengetatan perjalanan yang berakhir sampai 24 Mei hari ini.
Karena itu, Satgas COVID-19 mengingatkan kepada seluruh pemerintah daerah untuk benar-benar memperhitungkan risiko yang terjadi ketika ada mobilitas warga dalam jumlah cukup besar.
Baca juga : Lebaran di Rumah Saja, Ini Deretan 4 Game Paling Favorit Selama Liburan
Apalagi banyak daerah yang masih memiliki keterbatasan sarana dan prasarana di rumah sakit serta dokter dan tenaga medis.
Menurut Doni, antisipasi menjadi penting untuk dilakukan mengingat momen libur panjang biasanya diikuti oleh penambahan jumlah pasien, baik di RS Darurat COVID-19 Wisma Atlet maupun rumah sakit seluruh Indonesia.
Opini Pendengar Solopos FM
Hasil polling SoloposFM, pada program Dinamika, Senin (24/05/2021), menunjukkan mayoritas pendengar pesimis mudik gelombang kedua bisa dicegah.
Berikut sejumlah opini mereka:
“Sebenernya tidak optimis tapi semoga setidaknya ada efek dari usaha pemerintah,” ungkap Abdul.
“Peraturan dari Pemeriintah tidak meragukan/ baik. Yang meragukan adalah banyaknya masyarakat yang melanggar,” tulis Ahmad di Nayu.
“Kalau mau bener-bener tidak ada gelombang kedua, harus tegas! Jangan sampai ada yang lolos karena diberi kelonggaran,” tulis Dewi.
[Diunggah oleh Avrilia Wahyuana]