SoloposFM, Pelonggaran Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di beberapa daerah di Jawa-Bali, mulai memperlihat geliat perekonomian. Sejumlah mal dan tempat wisata di Kota Solo mencatatkan peningkatan kunjungan pada akhir pekan.
Ketua Pelaksana Satgas Penanganan Covid-19 Solo, Ahyani mengatakan sejumlah pelonggaran dilakukan oleh Pemkot Solo menyusul turunnya level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dari 4 ke 3. Diantaranya dua destinasi wisata yakni Taman Balekambang dan Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) dibuka
Selain itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Solo juga menyiapkan pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) siswa sekolah. Pelonggaran lainnya adalah izin resepsi pernikahan namun terbatas hanya 20 undangan dan dilaksanakan di gedung pertemuan, tempat ibadah, dan bukan balai kampung.
Baca juga : Info Warga : Pohon Tumbang Di Jalur Sawit – Pengging Boyolali
Namun Pelonggaran bikin masyarakat euforia, seolah-olah dendam karena kemarin pembatasan selama berbulan-bulan.
Temuan Pelanggaran
Kepala Satpol PP Kota Solo, Arif Darmawan, dalam program Dinamika, Rabu (08/09/2021), mengakui pelonggaran PPKM memang disambut dengan antusias oleh masyarakat.
“Harapannya dengan pelonggaran ekonomi berjalan. Tapi jangan diabaikan masalah prokesnya. Kita harus hidup berdampingan virus ini tapi dengan prokes yang ketat. Yang jadi masalah ketika masyarakat euforia tapi tidak taat prokes,” ungkap Arif.
Selama dua pekan turunnya level PPKM di Solo, Satpol PP Solo menemukan sejumlah pelanggaran. Diantaranya gelaran hajatan pernikahan di rumah pribadi hingga kegiatan senam bersama yang memunculkan kerumunan.
“Kami juga memantau empat lokasi yang rawan terjadi pelanggaran Prokes karena kegiatan ekonomi. Yaitu deretan warung makan di jalan Bayangkara. Kawasan tersbeut ramai mulai jam maakn siang hingga sore. Lalu di kawasan taman Tirtoadi, taman Jaya Wijaya dan kawasan Manahan,” paparnya lebih lanjut.
Baca juga : PTM Dimulai, Dishub Solo : BST Dan Feeder Siap Antar Jemput Siswa
Arif menghimbau masyarakat agar terus menjaga protokol kesehatan dengan ketat meskipun sudah terjadi penurunan level PPKM. Dia berharap amsyarakat yang tidak memiliki keperluan emndesak ke luar rumah, agar tetap berkegiatan dari rumah saja.
Opini Sobat Solopos
Sobat Solopos dalam program Dinamika, Rabu (08/09/2021), mayoritas mengaku masih menahan diri dalam berkegiatan. Sebesar 86% menyebut masih menahan diri dan tetap ketat melakukan protokol kesehatan. Sedangkan 14% sisanya mengaku ikut euphoria pelonggaran PPKM.
Berikut sejumlah opini Sobat Solopos:
“Harus tatap prokes karena dasarnya pekerjaan saya orang lapangan yang biasa ketemu klien. Jadi sekarang bisa menjamu klien lagi di resto. Harapan saya Soloraya semakin baik dan bisa turun level lagi. Ekonomi tetap jalan tapi prokes harus kita jalani dengan baik,” ungkap Sony.
“Saya kalau tidak penting tidak akan pergi ke luar rumah. Masih takut karena adikku meninggal karena corona,” tulis Mudhowati.
“Pengalaman berkegiatan pakai pedulilindungi tidak mesti pake Hp. Bisa pakai surat undangan vaksin kedua, yang membuktikan kalau kita sudah vaksin dua kali,” papar Ari.
“Jangan lupa selalu jaga kesehatan meskipun Soloraya masih PPKM level 3. Saya dan istri tetap tahan diri. Keluar rumahpun tetap prokes yang ketat, apalagi aktivitas masyarakat semakin ramai. Saya pehatikan banyak anak-anak muda yang nongkrong di sepanjang depan stadion Sriwedari, ada yg sudah main sepak bola. Harapan saya ada petugas yang selalu mengawasi titik-titik kerumunan tsb, agar tidak menjadikan naik level 4. Di perumahan sayapun tetap saya perlakukan prokes yang ketat dg 3M. Jangan abai meski sudah dilonggarkan,” papar Priyanto.
“Bagi saya dan keluarga masih tetap tahan diri tetap mematuhi prokes. Saat ini secara global masih dalam keadaan pandemi belum berubah ke level pandemic. Walaupun sudah ada penurunan level PPKM. Tapi corona masih mengincar orang-orang yang lengah tanpa prokes, bahkan sekarang ada varian baru dengan jenis MU. Ini lebih kebal lagi dan nggak ngaruh dengan vaksin, berharap masyarakat tidak lengah dan tak ikut bereuforia, biar nggak rugi sudah turun level nantinya naik level lagi,” Sri Almi.
[Diunggah oleh Avrilia Wahyuana]