SoloposFM, Skizofrenia adalah Penyakit mental kronis yang menyebabkan terganggunya proses berpikir. Penderita skizofrenia tidak bisa membedakan khayalan dan kenyataan
Studi telah menemukan bahwa orang yang hidup dengan skizofrenia cenderung makan kurang sehat, lebih banyak lemak jenuh dan kurang serat dalam makanan. Akibatnya berisiko insiden penyakit fisik yang lebih tinggi seperti obesitas, diabetes, hipertensi, masalah jantung dan masalah pernapasan.
SoloposFM bersama Persatuan Ahli Gizi (Persagi) Surakarta membahasnya dalam Bincang Sore Gizi, Selasa (29/3/2022), dengan narasumber Hartini, S. Gz, ahli gizi yang bertugas di RSJD Surakarta.
Menurut Hartini, diet yang seimbang sangat penting karena masalah dengan berat badan yang banyak dialami oleh skizofrenia. Obat antipsikotik yang digunakan dapat menyebabkan kenaikan berat badan.
Baca juga : Sedang Penat di Tengah Kesibukan? Ini Lima Cara untuk Berikan Kekuatan Super Menjalani Side Hustle
Penatalaksanaan Diet
Untuk asupan protein, lemak, vitamin dan mineral harus disesuaikan dengan penyakitnya, bentuk makanan cair, lunak atau makanan biasa dapat diberikan secara oral, enteral atau parenteral sesuai dengan tingkat kesadaran pasien.
Pada dimensia, pengaturan diet dan penyusunan menu makanan di sesuaikan dengan status gizi pasien, pemberian vitamin dan mineral untuk meningkatkan daya tahan tubuh
“Tujuannya melalui intervensi gizi diharapkan mampu berperan pada fase pencegahan dan pengobatan gangguan jiwa,” ungkapnya.
Cara mengatur diet anatra lain dengan mengkonsumsi makanan berkarbohidrat komplek. Seperti kentang, pasta atau nasi, dan pilih yang lebih tinggi serat seperti beras merah atau kentang di kulitnya.
Konsumsi buah dan sayuran dalam diet lima porsi per hari juga konsumsi lebih banyak serat 20-30 gram serat setiap hari. Selain itu juga dengan makan ikan yang mengandung asam lemak esensial, tiga porsi ikan setiap minggu. Contohnya salmon, mackerel, trout, herring, sarden dan pilchard.
“Pasien juga harus mengurangi lemak jenuh, gula dan garam. Cara terbaik untuk melakukan ini adalah memasak sendiri, untuk menghindari makanan siap saji. Penggunaan butter, keju, salmon, dan lainnya digunakan sebagai tambahan untuk pengobatan pada pasien yang dirawat di rumah sakit dimana pola makan pasien tersebut dapat diawasi,” papar Hartini.
Pola makan juga harus tiga kali sehari setiap hari. Sarapan penting karena sarapan akan membuat merasa kenyang sampai waktu makan siang dan akan mencegah ngemil saat pagi.
Makanan yang di hindari
Gula
Alami atau buatan, tetap bukan sahabat yang baik untuk tubuh. Meski hasil penelitian menunjukkan gula tak ada kaitan dengan masalah mental, pemanis ini tetap mengakibatkan perubahan pada tubuh yang bisa memperparah masalah mental dan membuat kemampuan tubuh menghadapi stress menurun.
Kafein
Kafein dikenal dengan zat stimulan dan psikoaktif, juga memiliki reputasi sebagai pemicu respons aktif tubuh dan justru membuat orang yang meminumnya lebih gugup.
Gluten
Gluten adalah protein yang terdapat pada tepung dan bisa memicu gejala kegelisahan.
Makanan olahan
Makanan hasil olahan biasanya mengandung pengawet dan zat tambahan lain dan diklaim kurang baik buat kesehatan, terutama pencernaan. Padahal, kesehatan pencernaan bisa menjadi awal dari munculnya gejala masalah kegelisahan dan suasana hati yang naik-turun.
Alkohol
Hindari terlalu banyak menenggak minuman beralkohol karena racun yang terkandung di dalamnya bisa mengganggu fungsi mental dan fisik, serta sangat berpengaruh pada kadar serotonin pada otak.
Produk susu
Dari beberapa penelitian diketahui para penderita gangguan mental menunjukkan gejala yang lebih parah setelah mengkonsumsi produk- produk susu. Sekitar 10 persen orang dewasa alergi laktosa dan banyak pula yang kesulitan mencerna kasein yang terkandung dalam susu sapi.
Soda
Minuman bersoda tak hanya mengandung gula yang tinggi, tapi juga pewarna dan
pemanis buatan. Selain bisa menghambat produksi serotonin pada otak seperti gula, pemanis buatan merupakan salah satu penyebab sakit kepala, insomnia, kegelisahan, dan suasana hati yang naik turun.
Gorengan
Makanan yang digoreng selain sulit dicerna juga minim nutrisi. Mengkombinasikan pemilihan dan cara pengolahan makanan yang salah, akan menyebabkan munculnya berbagai masalah kesehatan. Bukan hanya obesitas dan penyakit jantung, melainkan juga masalah mental.
Makanan tinggi sodium
Makanan yang asin atau mengandung banyak garam berarti tinggi sodium. Menurut para ahli, mengkonsumsi terlalu banyak sodium dapat mempengaruhi sistem saraf, dan menyebabkan kelelahan serta mengganggu sistem kekebalan tubuh
Edukasi dan konseling gizi
Edukasi dan konseling gizi juga memegang peranan penting dalam membantu pasien/klien mengenali mengatasi masalah gizi melalui pengaturan makanan dan minuman serta perubahan gaya hidup sehat. Selain itu, peran keluarga sangat membantu dalam terapi diet yang diberikan.
“Ajak serta keluarga dalam merubah perilaku makan menjadi pola makanan bergizi seimbang!” pungkas Hartini.