SoloposFM – Penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak kini telah meluas di wilayah Soloraya. Bahkan di Kabupaten Sragen, dari 20 kecamatan yang ada, tidak ada yang zona hijau atau aman, alias semua kecamatan terdapat kasus PMK.
Sedangkan di Sukoharjo, terdapat 8 kecamatan yang terdapat kasus PMK pada hewan ternak, dengan jumlah hewan ternak yang terjangkit sebanyak 214 ekor. Pemkab Sukoharjo pun memperpanjang penutupan pasar hewan di Sukoharjo selama dua pekan, sejak Selasa (7/6/2022) hingga Selasa (21/6/2022).
Perpanjangan penutupan sementara pasar hewan hingga Selasa (21/6/2022) juga dilakukan Pemkab Klaten. Perpanjangan penutupan itu dimaksudkan untuk menyembuhkan ternak yang saat ini masih suspek penyakit mulut dan kuku (PMK).
Merebaknya PMK ini tentu menjadi pil pahit bagi para peternak. Di saat mereka semestinya bisa panen hasil mendekati momentum Idul Adha namun ada persebaran PMK. Di sisi lain hal ini juga memunculkan keresahan masyarakat, yang akan membeli hewan kurban pada Idul Adha nanti.
Baca juga: Ingin Hidup Sehat Sob? Yuk Cek Olahraga Sehat Cegah Penyakit!
Was-was Memilih Hewan Kurban
Berdasarkan polling melalui Instagram Solopos FM @soloposfm103, sebanyak 50% Sobat Solopos mengaku khawatir dengan merebaknya kasus PMK. Sedangkan 50% lainnya mengaku tidak khawatir karena sudah paham cara memilih hewan ternak untuk kurban.
Sejumlah komentar pun disampaikan Sobat Solopos dalam program Dinamika 103, Senin (13/6).
“Saya lebih memilih hewan ternak dari penjual yang sudah saya kenal dan langsung ke kandangnya. Jadi lebih aman untuk kurban,” kata Anto.
“Karena sudah ada panduan dari MUI, jadi kita bisa tenang memilih hewan untuk kurban,” ungkap Wahyu.
“Harus ada sosialisasi dari pemerintah, agar masyarakat yang mau membeli hewan kurban lebih tenang,” tulis Farida.
Sementara menurut Adi, “Wah, jadi was-was nih kalau mau beli hewan untuk kurban.”
Baca juga: Viaduk Gilingan Segera Diperbaiki, Sobat Solopos: Semoga Nggak Macet & Banjir Lagi