SoloposFM – Sistem satu arah yang diberlakukan di ruas jalan dr. Radjiman Solo mulai mengundang resistensi dari warga sekitar. Alasannya sederhana, perubahan jalur dari dua arah menjadi hanya searah telah mengganggu kehidupan ekonomi warga sekitar. Selain itu, jalan satu arah itu telah membuka kesempatan bagi pengguna jalan untuk beradu kecepatan kendaraan mereka.
Hasilnya, dalam sebulan terakhir dilaporkan ada 12 kejadian kecelakaan lalu lintas di ruas jalan tersebut. dampak ekonomi juga sangat dirasakan warga dan pemilik usaha di sepanjang jalan tersebut. Mulai dari penurunan omset, hingga pemutusan hubungan kerja, karena usaha mereka menjadi sepi pembeli.
Dua masalah pokok itu bukanlah persoalan sepele. Dua masalah itu sangat berhimpitan dengan kehidupan warga masyarakat. Memang benar, sistem jalan searah sudah disiapkan sejak 2014 lalu dengan modal survei lalu lintas, kajian dari pakar transportasi dan konsultan independen serta payung hukum.
Boleh saja pemerintah berdalih bahwa penerapan system jalan searah masih dalam taraf ujicoba, atau sebagai persiapan jangka panjang dalam mengantisipasi keruwetan lalu lintas di Kota Solo. Akan tetapi, kenyataan untuk saat ini rasanya juga tak bijak jika diabaikan begitu saja.
Masyarakat masih punya hak mendapatkan pelayanan efisien dan efektif. Dan sistem satu arah dapat dikatakan gagal ketika masyarakat dihadapkan dengan jalan yang ruwet, berputar-putar, ujung-ujungnya boros bensin dan waktu. Memang di ruas jalan utama menjadi lancar, tapi di sisi lain, bottle neck bermunculan di mana-mana. Jalan-jalan alternatif yang ada di kampung-kampung berubah menjadi ruwet, padat dan menjadi titik kemacetan baru. Artinya, kemacetan lalu lintas belum teratasi. Sejauh ini, hanya berpindah lokasi dari ruas jalan utama di jalur searah ke jalan-jalan di dalam kampung.
Terkait hal ini, Pemkot Solo semestinya tidak tutup mata atau kukuh pada pendiriannya dan mengabaikan keluhan warga. Ada baiknya semua keluhan dan masukan dari warga terdampak langsung penerapan kebijakan jalan searah dan contra flow juga dijadikan bahan evaluasi. Tentunya setiap evaluasi diharapkan akan bermuara pada kebijakan baru yang win win solution dan baik untuk semua pihak.