SoloposFM – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata atau Disbudpar Solo memiliki aplikasi Let’s Go To Solo. Aplikasi ini sebagai bagian dari Tourism Information Center (ITC).
Kepala Bidang Destinasi dan Pemasaran Pariwisata Disbudpar Solo, Gembong Hadi Wibowo, dalam wawancara dengan Solopos FM, Senin (21/11/2022), mengatakan lewat fitur itu masyarakat maupun wisatawan bisa menggali informasi secara interaktif terkait destinasi wisata dan kuliner khas di wilayah Soloraya. Bahkan, masyarakat dan wisatawan bisa memanfaatkan fitur live chat pada aplikasi yang dibuat Disbudpar Solo pada 2020 tersebut.
Pemanfaatan aplikasi Let’s Go To Solo ini menjadi salah satu pembahasan pada kegiatan forum komunikasi pegiat pariwisata di Megaland Hotel Solo, Senin (21/11/2022). Acara itu dihadiri pengurus organisasi penunjang dan penggerak wisata seperti Perhimpunan Hotel dan Restoran (PHRI) Solo, Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata (Asita) Solo, dan masyarakat sadar wisata (Masata) Solo.
“Aplikasi Let’s Go To Solo ini merupakan bagian dari layanan tourism information center (TIC) di Kota Solo yang diciptakan saat pandemi Covid-19 pada 2020. Saat itu, kami ingin agar masyarakat dapat mengakses informasi terkait destinasi wisata, budaya, kuliner, termasuk transportasi di Kota Solo, tanpa harus bertatap muka dengan masyarakat,” kata Gembong.
Baca juga: Wisata Sekaligus Menambah Pengentahuan Sejarah Di Museum Keris Nusantara
Beda dengan Aplikasi Solo Destination
Gembong menyebut aplikasi Let’s Go To Solo berbeda dibanding aplikasi Solo Destination yang diluncurkan Pemerintah Kota (Pemkot) Solo pada 2014. Aplikasi Solo Destination merupakan bagian dari smart city berisi berbagai fitur tentang kuliner, pariwisata, hotel, event budaya, hingga layanan masyarakat.
Sedangkan aplikasi Let’s Go To Solo bikinan Disbudpar Solo ini menitikberatkan sebagai panduan informasi wisata. Salah satu keunggulan aplikasi ini, yakni fitur live chat.
Baca juga: Galakkan Pariwisata Soloraya, PHRI Beri Pembekalan Sales Marketing Hotel & Restoran
“Fitur live chat tidak ada di aplikasi lain. Masyarakat atau wisatawan bisa berinteraksi dengan customer service untuk mengupas beragam potensi destinasi wisata, kuliner dan kerajinan tangan,” ujar Gembong, seperti dilansir dari Solopos.com.
Tak hanya informasi wisata di Kota Solo, aplikasi itu dikembangkan juga ke daerah lain di Soloraya, seperti Sukoharjo, Karanganyar, Boyolali, dan Wonogiri. Masing-masing daerah memiliki destinasi wisata dan produk unggulan.
Gembong berharap pemanfaatan aplikasi Let’s Go To Solo mampu mempermudah wisatawan dan mendongkrak sektor penunjang wisata. Sehingga mampu menggerakkan dan menggeliatkan perekonomian daerah.
“Aplikasi ini bisa diunduh di Google Play Store di perangkat Android. Ke depan, akan ditingkatkan untuk pengguna iOS,” kata dia.