SoloposFM – Sejumlah kalangan mengeluhkan masih rendahnya minat baca masyarakat. Kondisi tidak hanya terjadi di Solo maupun Soloraya, namun juga di Indonesia pada umumnya. Kondisi yang memprihatinkan terjadi pada dunia kepustakaan di Kota Gaplek Wonogiri. Ternyata minat baca masyarakat Wonogiri masih sangat rendah. Terbukti dari jumlah kunjungan di Perpustakaan yang hanya ada 40 orang per hari. Fakta lain yang semakin memperkuat keprihatinan itu adalah, ternyata sebagian besar masyarakat lebih memiliki budaya menonton daripada budaya membaca. Ada lebih dari 70 persen warga memilih budaya menonton, baik televisi atau bioskop. Sisanya, hanya sepertiganya masyarakat menyukai membaca.
Penyebab minimnya minat baca, lantaran warga belum tumbuh kesadaran tentang pentingnya membaca buku. Mereka masih berpandangan, membaca hanya wajib bagi anak sekolah. Setelah lulus dari sekolah tidak perlu lagi membaca. Warga justru lebih suka menonton acara televis. Hal ini diperparah dengan penyebaran buku atau penerbit yang kurang merata. Buku hanya banyak dijumpai di wilayah perkotaan. Wilayah pedesaan memperoleh porsi kecil.
Sejumlah upaya telah dilakukan, diantaranya pembentukan Tim Forum Solo Membaca (FSM) oleh Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah (Arpusda Solo). Tim ini terdiri dari unsur komunitas, seperti Ikatan Pustakawan Indonesia, Perpustakaan Mangkunegaran, Radya Pustaka, Gabungan Organisasi Wanita, Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan dan forum anak. Dengan keberadaan FSM, diharapkan ke depan bisa meningkatkan minat baca masyarakat. Sebab para anggota FSM terdiri berbagai komunitas di lima kecamatan di Solo. Harapannya, anggota komunitas bisa mengajak masyarakat di sekitarnya untuk berkunjung ke perpustakaan.
Upaya peningkatan minat baca juga digalakkan di klaten. Bahkan, pengelola sekolah diminta menerapkan jam ke nol untuk memberikan waktu bagi murid membaca buku di perpustakaan. Program di Klaten sudah bergulir di sejumlah sekolah. Setiap murid, diharapkan meluangkan waktu membaca di perpustakaan sebelum jam sekolah dimulai antara 15 hingga 20 menit.
Upaya untuk meningkatkan minat baca ini patut diapresiasi dan juga harapannya dicontoh daerah lainnya. Upaya untuk meningkatkan minat baca harus terus dilaksanakan. Gemar membaca harus dilakukan segenap lapisan, tak hanya terbatas anak sekolah. Termasuk pula orang tua di rumah sambil menemani anaknya belajar.