RadioSolopos – Per 1 Januari 2023, pemerintah pusat menetapkan tarif bus Batik Solo Trans (BST) sebesar Rp 3.700 untuk sekali rute perjalanan, baik jauh dan dekat bagi masyarakat umum.
Subsidi yang diberikan Pemerintah Kota (Pemkot) Surakarta bagi masyarakat umum telah berakhir akhir Desember 2022 lalu. Kendati demikian, tarif ini tak berlaku bagi kalangan difabel, pelajar, dan Lansia. Ketiga kategori ini tetap gratis naik BST karena subsidi dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melalui Teman Bus.
Metode pembayaran tarif BST masih sama seperti sebelumnya yakni dengan cara nontunai atau uang elektronik dengan e-money. Berbagai pilihan uang elektronik yang bisa digunakan bagi para penumpang, antara lain Mandiri e-money, BCA Flazz, Brizzi, dan TapCash.
Namun penumpang tak perlu khawatir apabila tidak memiliki saldo e-money yang cukup. Kini selain menggunakan kartu e-money, pembayaran bisa dilakukan dengan menggunakan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS).
Pemberlakuan tarif BST bagi masyarakat umum merupakan dampak hasil pencabutan tarif layanan angkutan perkotaan berbasis Buy The Service (BTS) sesuai Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 138 Tahun 2022.
Baca juga : BST untuk Angkutan Pelajar, Sobat Solopos Kompak Setuju
Pembayaran dapat dilakukan penumpang dengan melakukan tap uang elektronik atau scan QRIS pada perangkat yang tersedia ketika naik bus. Perangkat transaksi tidak akan mengeluarkan struk tiket untuk bukti perjalanan penumpang, dan biasanya perangkat tersedia di dekat pintu depan atau pintu masuk bus.
Tanggapan Pengguna
Dilansir dari solopos.com, pengguna BST Kota Solo secara umum tidak keberatan membayar tarif saat menggunakan layanan bus BST. Namun, mereka meminta ada penyesuaian harga hingga pembenahan beberapa fasilitas di halte BST.
Seperti diungkapkan Manisa, salah satu pengguna setia bus BST yang berangkat dan pulang kantor di Jurug melalui koridor 2. Menurutnya, ada beberapa selter pemberhentian bus BST yang kurang layak. “Misalnya di koridor 2, saya menemui banyak penutup kanopi yang sudah rusak dan berlubang sehingga bocor saat hujan,” kata dia.
Ia tak keberatan jika harus menambah pengeluaran transportasi sehari-hari untuk membayar tarif bus BST. Namun, Manisa berharap munculnya tarif bus BST ini dapat diiringi dengan renovasi atau pemugaran tempat pemberhentian bus menjadi lebih layak lagi.
Baca juga : Soal Kondisi Halte BST, Pendengar: Belum Memuaskan!