• Home
  • News
  • Lifestyle
  • Opini
  • Program
  • Video
  • Event
  • Podcast
  • About Us
  • Indeks
Radio Solopos FM
  • Home
  • News
  • Lifestyle
  • Opini
  • Program
  • Video
  • Event
  • Podcast
  • About Us
  • Indeks
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Lifestyle
  • Opini
  • Program
  • Video
  • Event
  • Podcast
  • About Us
  • Indeks
No Result
View All Result
Radio Solopos FM
No Result
View All Result
Home News

Kisah Wanita Muslim di NTT

Redaksi by Redaksi
21 May 2016
in News
0
Kisah Wanita Muslim di NTT

SoloposFM–Saat ini bioskop di Solo dan sekitarnya sedang memutar film ‘Aisyah Biarkan Kami Bersaudara’. Film ini merupakan film yang diceritakan dari kisah nyata tentang seorang gadis muslim bernama Aisyah. Aisyah yang diperankan oleh Laudya Cynthia Bella adalah seorang sarjana yang baru saja lulus. Ia tinggal di sebuah kampung dekat perkebunan teh yang sejuk dan sarat dengan nilai religius di Ciwidey, Jawa Barat bersama Ibu dan adik laki-lakinya. Ayahnya sudah meninggal beberapa tahun yang lalu.

Ia ingin mengabdikan dirinya sebagai seorang guru. Suatu hari, Ia mendapatkan telpon dari yayasan tempat ia mendaftarkan diri. Tenyata ia sudah mendapatkan tempat untuk mengajar. Sebuah lokasi yang tidak pernah ia ketahui sebelumnya bernama Dusun Derok, di Kabupaten Timur Tengah Utara. Penempatan ini menjadi konflik kecil dengan ibunya. Akan tetapi karena kerasnya niat, Aisyah memutuskan untuk tetap berangkat ke NTT.

Dari awal kedatangan, ia sudah merasa “asing”. Apalagi ketika datang, masyarakat salah menganggapnya sebagai Suster Maria, hanya karena sama-sama memakai kerudung. Memang masyarakat mengharapkan kedatangan Suster Maria sebagai guru di kampung tersebut. Sehingga ketika kesalahpahaman ini sudah bisa diatasi, ia tetap merasa gamang.

Kampung yang terpencil, tanpa listrik dan sinyal seluler. Musim kemarau yang panjang air susah didapat. Lingkungan yang baru, tradisi yang serba asing dan ruang lingkup religius yang berbeda membuat Asyah gamang. Ada tokoh Pedro (diperankan oleh Arie Kriting) yang membuat persoalan keseharian Aisyah sedikit teratasi.

Awal sebagai guru, ia harus menghadapi kebencian salah satu muridnya bernama Lordis Defam. Awalannya ia tidak tahu kenapa Lordis membencinya, bahkan mempengaruhi teman-teman sekelasnya sehingga tidak mau masuk sekolah. Belakangan lewat kepala dusun, Aisyah mengerti bahwa kedatangannya sebagai guru yang muslim dianggap musuh oleh Lordis Defan yang beragama Katolik. Pemahaman itu dimengerti oleh Lordis Defam lewat pamannya, yang ketika konflik Ambon berlangsung ia berada di kota tersebut.

Mampukah Aisyah bertahan disana? Akankah Aisyah mewujudkan cita-citanya?

Tags: filmaisyah biarkan kami bersaudaralaudya cynthia bellaarie kriting
Previous Post

Agenda-Agenda Kota Solo Hari Ini Sampai Pekan Depan

Next Post

Angry Birds Puncaki Box Office

Next Post
Angry Birds Puncaki Box Office

Angry Birds Puncaki Box Office

No Result
View All Result

Berita Terbaru

  • Ingin Usus Tetap Muda, Lakukan Hal Ini!
  • Sumanto: Pemuda Hari Ini adalah Penentu Masa Depan Indonesia di Tahun 2045
  • Ketua DPRD Jateng: Pemerintah Harus Fasilitasi, Kompetisi Bela Diri Efektif Kurangi Tawuran di Jalanan
  • Tips Makan Olahan Daging Kurban Tanpa Takut Kolesterol Tinggi
  • Cristiano Ronaldo Bawa Portugal Juarai UEFA Nations League 2024/2025

Category

  • Lifestyle
  • Opini
  • News
  • Program
  • Event
  • Podcast
  • Galery Foto

Site Links

  • Log in
  • Entries feed
  • Comments feed
  • WordPress.org
  • About Us
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
  • Contact

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Lifestyle
  • Opini
  • Program
  • Video
  • Event
  • Podcast
  • About Us
  • Indeks

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.