Radio Solopos – Sobat Solopos pernah mendengar istilah Slow living? Akhir-akhir ini slow living sedang menjadi tren di tengah dunia yang bergerak semakin cepat.
Jika melihat rutinitas kehidupan era sekarang, kita akan melihat banyaknya kegiatan yang terlihat cepat dan tergesa-gesa, seperti saat di transportasi umum, orang akan berebut masuk dan keluar.
Pada saat tengah berjalan orang-orang akan berdesakan di eskalator, lift, atau bahkan stasiun, terminal, dll. Jika kita menyadarinya, gerak langkah kita juga berjalan setengah berlari.
Merasakan kecepatan ini tentu akan melelahkan. Selain pikiran yang lelah, tubuh pun lama kelamaan akan menjadi kewalahan. Hal ini mendorong orang untuk mulai melakukan gaya hidup slow living.
Apakah slow living itu? Dilansir dari berbagai sumber, berikut penjelasan mengenai slow living.
Apa itu slow living?
Slow living berasal dari bahasa Inggris, yang berarti “menjalani kehidupan dengan lambat”. Slow living memiliki konsep untuk tidak menyerah dengan kehidupan yang berjalan cepat, memperlambat dan fokus pada hal-hal kecil yang biasanya diabaikan sebagai salah satu cara untuk menghadapi kehidupan yang berjalan cepat.
Slow living menerapkan perhatian yang berfokus pada rutinitas. Pelaku slow living biasanya menyediakan waktu untuk melakukan hobi yang benar-benar disukai, menikmati alam tanpa gangguan internet dan telepon genggam, serta menghindari smartphone dalam beberapa waktu.
Inti dari slow living adalah menerapkan segala hal yang membuat kita merasa jauh lebih baik, dalam artian nyaman dalam menjalani kehidupan dan menikmatinya. Kehidupan yang tidak terlalu stres dan damai menjadi target slow living ini.
Semua ini bergantung pada pola pikir bagaimana caranya kehidupan menjadi lebih bermakna dan mengubah pemikiran tentang apa yang ingin dihargai dalam kehidupan. Dengan pola pikir yang demikian, Sobat Solopos akan memiliki cara melakukan segala rutinitas kehidupan dengan tidak terburu-buru dan dengan kecepatan yang tepat.
Kualitas dari kehidupan adalah yang terpenting agar kita bisa memiliki ruang refleksi diri dan memiliki kesadaran penuh agar prioritas dan kenyamanan terjamin.
Hobi untuk Penuhi Slow livingmu!
Prinsip slow living bisa diterapkan melalui hobi, konsep dari slow living bisa membuat seseorang lebih tenang dan bahagia dalam menjalani kehidupan. Dilansir dari kompas.com, berikut adalah hobi slow living yang bisa Sobat Solopos coba!
1. Thrifting
Thrifting memberikan kita pelajaran untuk membeli lebih sedikit dan berbelanja dengan bertanggung jawab. Selain mengusung konsep sustainability dalam berbusana, mencari dan belanja barang bekas memiliki kesenangan tersendiri.
Dengan harga yang murah, bisa saja kita mendapatkan pakaian dalam kondisi bagus, minim cacat atau bahkan masih seperti baru. Hal ini dapat menjadi kepuasan tersendiri untuk menikmati kehidupan.
2. Berkebun
Menanam dan merawat tanaman akan sama rasanya seperti memiliki peliharaan. Proses berkebun membuat kita terhubung ke lingkungan dan alam yang bisa menekan potensi stres dalam pikiran, meningkatkan kemandirian dan tingkat kontrol yang besar pada apa yang kita makan dan kita tanam.
Tumbuhan juga akan mengeluarkan oksigen yang baik untuk pernafasan kita dan juga untuk ekosistem di lingkungan kita tinggal.
3. Merajut
Gerakan yang ritmis dan sentuhan lembut dari benang bisa memberikan sensasi menenangkan dan penuh perhatian bagi sebagian orang. Proses merajut akan menenangkan pikiran dan terkadang membuat kita menikmati kegiatan tersebut sehingga waktu sudah berjalan dengan sendirinya.
Selain itu, rasa pencapaian akan kita dapatkan saat kita bisa menyelesaikan rajutan yang dibuat. Hal ini adalah salah satu cara untuk menjalani kehidupan dengan lambat namun terarah.
4. Membaca
Hobi membaca memiliki segudang manfaat baik bagi otak kita maupun bagi rutinitas harian. Pasalnya ketika kita membaca kita bisa menghindari layar digital yang biasanya kita pegang dalam waktu yang cukup lama.
Selain itu, membaca memberikan ilustrasi sendiri dalam otak yang memancing kita berpikir kreatif. Membaca merupakan kegiatan yang santai dan bisa dinikmati untuk mendukung konsep slow living.
5. Memasak
Memiliki keterampilan di dapur merupakan salah satu cara lain untuk bersantai. Hasil dari memasak juga bisa dinikmati secara nyata. Untuk kamu yang hobi makan, cobalah kegiatan ini untuk slow living sembari menikmati proses yang dijalani saat memasak.
6. Menjahit dan Membuat Kerajinan
Menghilangkan penat dengan membuat sesuatu seperti mewarnai, melukis, membuat lilin, membuat sabun, scrapbook, dan origami bisa menjadi alternatif. Membeli buku mewarnai dan mulai melukis di saat senggang juga bisa menjadi opsi untuk menjalankan slow living.
8. Trekking
Menghabiskan waktu di alam juga akan membantu kekebalan tubuh kita dan menaikkan suasana hati. Berada di alam terbuka akan mengurangi tingkat stres, menurunkan detak jantung dan tekanan darah, serta membuat tubuh lebih rileks.
Tertarik mencoba konsep slow living? Sobat Solopos bisa memulai dengan perlahan. Stres akibat dunia yang tidak sesuai dengan kecepatan kita, akan membuat kita kewalahan. Coba konsep ini dan rasakan sendiri perbedaannya!
Baca juga: Waspadai Inflasi Gaya Hidup! Ini 6 Tandanya