Radio Solopos – Konsumsi teh premium masyarakat Indonesia semakin membaik dan
perlu terus ditingkatkan.
Hal itu merupakan peluang untuk meningkatkan pasar teh premium di dalam negeri yang selama ini didominasi ekspor.
Dalam jangka panjang, produsen teh rakyat juga bisa menikmati harga yang wajar.
Itulah yang menginspirasi Co-Founder sekaligus Operational and Business Director Sila Tea House
Redha Taufik Ardias ketika memulai bisnis Sila Tea House pada 2018.
Saat itu, Redha menilai belum banyak teh premium atau yang berkualitas tinggi di Indonesia.
Bisnis Sila Tea House lahir dengan mengusung konsep sociopreneur (wirausaha sosial) dan semangat keberlanjutan (sustainability).
Kehadiran Sila diproyeksikan membawa implikasi positif yang multipel.
“Apalagi dengan didukung produk-produk teh berkualitas tinggi di dalam negeri akan dapat
mengangkat nilai serta citra teh Indonesia di mata dunia,” ujarnya Redha saat ditemui usai menerima penghargaan UKM Pangan Award 2023, Kamis (19/10).
Redha meraih penghargaan itu di sela-sela penyelenggaraan Pangan Nusa 2023 dalam gelaran Trade Expo Indonesia (TEI) ke-38 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) Bumi Serpong Damai (BSD), Tangerang, Banten.
Redha menerima penghargaan itu untuk kedua kalinya setelah pada tahun 2022 menerima penghargaan serupa. Dia yang juga pernah mengikuti pameran di Belanda melihat, selama ini, konsumen Indonesia justru hanya menikmati kualitas teh biasa yang bukan untuk diekspor.
Padahal, manfaat dan kenikmatannya justru terletak pada teh premium dengan kualitas terbaik.
Teh yang selama ini banyak diminum bukanlah teh, tapi lebih kepada sisanya.
Ia menemukan bahwa teh yang berkualitas tinggi di Indonesia seringkali dikirim ke luar negeri. Mirisnya, teh itu kemudian dikemas ulang lagi dengan merek dari luar negeri untuk dikirim lagi ke Indonesia dalam bentuk yang lebih eksklusif.
“Kalau kesadaran masyarakat pada teh premium meningkat, maka kebutuhan di dalam negeri juga
otomatis meningkat. Ini yang harus disosialisasikan kepada masyarakat kita,” katanya.
Petani dan peluang kerja
Oleh karena itu, Redha ingin menghadirkan teh autentik asli Indonesia yang berkualitas tinggi, sekaligus sebagai upaya mendukung kesejahteraan petani teh lokal. Ia pun melakukan riset segala hal tentang teh dan menemukan fakta kekayaan ragam teh Indonesia dengan kualitas yang sangat baik.
“Teh di Indonesia kualitasnya bagus-bagus semua. Indonesia masuk dalam delapan besar negara
dengan kebun teh terbesar di dunia. Oleh karena itu, ini merupakan peluang bahwa kita harus
memperkenalkan teh Indonesia dengan merek Indonesia,” ungkapnya dalam rilis yang diterima radio.solopos.com, Sabtu (21/10/2023).
Melalui Sila, pihaknya ingin menambah nilai dari teh Indonesia. Hal ini pun diharapkan mendorong perluasan lapangan kerja dengan kehadiran ‘teapreneur’ baru. Adapun saat ini, Sila telah memasok 120 kedai teh di kota-kota besar di Indonesia dan memasarkan melalui marketplace.
Selain itu, kata Redha, Sila Tea House Indonesia Artisan Tea juga menerima bagi yang berminat untuk belajar menjadi penyaji teh. Saat ini, Sila memiliki lebih dari 100 ragam teh dengan jumlah 100-an tisane atau herbal kering.
Pihaknya pun melakukan peracikan (blending). Jumlah artikelnya pun mencapai ratusan, tapi saat ini yang dirilis ke pasar baru 50 varian, yang terdiri atas 30 jenis teh racikan dengan 20 teh asli.
Baca juga: Adhiwangsa Hotel & Convention Solo Raih Customer Review Awards 2023 Agoda