Radio Solopos – Tahun 2025 menjadi tahun yang menantang. Bagaimana Soloraya menyatukan potensi untuk bergerak mengejar pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya, menjadi tantangan yang menarik.
Radio Solopos, yang merupakan bagian dari Solopos Media Group (SMG) menyelenggarakan Outlook Soloraya 2025: Ekonomi Melaju, Gimana Caranya? Diselenggarakan di Radya Litera Multifunction Hall Griya Solopos Jl Adisucipto, Solo, Rabu (11/12/2024) agenda ini menghadirkan keynote speaker Menko Bidang Pangan Zulkifli Hasan via zoom meeting.
Zulkifli Hasan mengungkapkan Jawa Tengah menjadi lumbung pangan karena lahannya yang luas. Propinsi ini menjadi andalan produk holtikulturan hingga peternakan. Hal ini membuat Jawa Tengah sangat startegis untuk menyokong terwujudnya swasembada pangan yang digaungkan pemerintahan Presiden Prabowo.
“Impor pangan kita luar biasa. Bahan pertanian impor 30 juta ton, sementara produksi padi 31 juta . Setelah reformasi pangan agak terbelakang, sibuk untuk politik demokrasi dan infrastruktur. Di era ini saatnya swasembada pangan,” papar Zulhas.
Menko pangan ini juga menegaskan komitmennya untuk tidak impor beras lagi, tidak impor garam, tidak impor jagung dan juga tidak impor gula untuk konsumsi.
Presiden Direktur Solopos Media Group (SMG), Arif Budisusilo dalam sambutannya mengatakan Soloraya merupakan salah satu lumbung pangan, pusat manufaktur, sekaligus juga pusat budaya.
“Potensi Soloraya menggerakkan ekonomi Jawa Tengah dan Indonesia besar sekali. Kita tahu Soloraya adalah lumbung pangan, pusat manufaktur, dan Soloraya juga pusat budaya,” ujarnya.
Untuk menggarap potensi tersebut, tentunya diperlukan kolaborasi antardaerah yang kini terus diwujudkan. Kolaborasi ini menyangkut pembangunan infrastruktur dan lainnya.
“Tentu backbone dari kolaborasi pengembangan potensi ini infrastruktur dan lain-lain yang mudah-mudahan bisa kita dapatkan dari para narasumber yang hadir pada hari ini,” imbuhnya.
Soloraya sudah menjadi pusat ekonomi luar biasa Jawa Tengah. Namun demikian Soloraya harus terus dikembangkan. Menurutnya, bicara Soloraya tidak hanya Solo. Solo tidak punya manufaktur, tidak punya lahan pertanian. Yang ada hanya jasa atau pariwisata. Potensi Soloraya menggerakkan ekonomi Jawa Tengah dan Indonesia besar sekali. Kita tahu Soloraya adalah lumbung pangan, pusat manufaktur, Soloraya salah satu lumbung pangan pangan, Soloraya juga pusat budaya.
Sementara itu, hadir juga Kepala Bappeda Jateng Harso Susilo mewakili Pj Gubernur Jateng. Adapun empat narasumber adalah Ekonom Universitas Sebelas Maret (UNS), Mulyanto; Ketua Kadin Solo, Ferry Septha Indrianto; serta Wali Kota Solo Terpilih, Respati Ardi.
Menguatkan kolaborasi
Dalam rangka menguatkan kolaborasi, turut hadir pula Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita), Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo), mahasiswa perguruan tinggi di Soloraya dan lainnya.
Sesi talkshow ini melahirkan sejumlah ide gagasan tentang potensi aglomerasi Soloraya. Ekonom Universitas Sebelas Maret (UNS), Mulyanto memaparkan materi berjudul Potensi dan Kolaborasi Soloraya: Soloraya Maju Bersama, Gimana Caranya? Materi itu menggambarkan apa dan seberapa besar peluang kerjasama. Potensi itu terpetakan dalam sektor unggulan UMKM, peran dan kolaborasi antarsektor.
Masing-masing wilayah di Soloraya mempunya sektor unggulan berbeda. Misalnya Kota Solo unggul di sektor konstruksi dan Wonogiri unggul dan potensial di sektor pertanian. Terlepas dari itu, tetap perlu menggali potensi sektor-sektor di luar sektor unggulan.
Ia juga berpesan pada pemangku kebijakan betapa perlunya mengoptimalkan citra dan ciri khas masing-masing wilayah. Misalnya Karanganyar dengan citra wisata alam seperti Tawangmangu, Candi Sukuh, dan lainnya. Atau Klaten dengan wisata Deles Indah, belasan umbul, dan lainnya.
“Ketika nanti Karanganyar dengan wisata alamnya, gambaran ke depan ketika orang sudah memberikan ciri khas sebaiknya dioptimalkan,” katanya saat talkshow.
Dalam mengembangkan sektor unggulan, perlu untuk bekerjasama dengan banyak elemen.. Seperti institusi perguruan tinggi. Ide-ide yang muncul perlu dikaji dan diuji berdasarkan riset dan data. Kerjasama dengan dunia usaha sebagai ekosistem jual beli. Ketiga, kerja sama dengan media.
Media diharapkan bis mengungkap dan mempromosikan apa yang ada di wilayah Soloraya. Informasi itu seharusnya dikemas dengan baik, disebarluaskan agar sumber-sumber ide bisa digarap dengan maksimal.
“Itu kunci kemajuan dan menjadi nilai bermanfaat bagi semua pihak,” katanya.
Sementara itu, Ketua Kadin Solo, Ferry Septha Indrianto selaras dengan peta jalan konsep aglomerasi (pemusatan aktivitas ekonomi) di kawasan Solo Raya yang sudah dibahas sejak Juli 2024 lalu.
Dalam peta jalan aglomerasi tersebut, setidaknya ada tiga sektor unggulan dalam integrasi pengembangan ekonomi Soloraya yakni investasi, pariwisata, dan industri kreatif. Konsep aglomerasi juga termuat dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Jateng 2025-2045.
Keterbatasan Kota Solo seperti pembangunan yang masif, kepadatan penduduk yang tinggi, maka disrupsi akan menghampiri Kota Solo. Padahal menurutnya, konsep karesidenan adalah enam wilayah menopang satu pusat perkotaan. Bilamana Kota Solo tak ditopang oleh enam kabupaten sekitarnya, maka Solo akan lumpuh.
“Selama tidak ada kesadaran bergerak bersama, maka disrupsi akan dialami oleh Kota Solo,” kata Ferry.
Masalah aglomerasi menjadi PR bersama. Padahal dunia usaha hanya bisa mencakup kecil bila tidak didukung program pemerintah Soloraya. Itulah mengapa kesadaran dan menghapus ego sektoral menjadi hal penting.
“Yang kita butuhkan program kewilayahan bersama, mari kembalikan fungsi tujuan dulu dibentuk tujuh wilayah ini [Soloraya],” tegasnya.
Wali Kota Solo Terpilih Respati Ardi memaparkan sejumlah rencana penting untuk Kota Solo. Setidaknya ada beberapa topik yang ia sampaikan mulai city branding, optimalisasi UMKM Solo, aglomerasi transportasi, hingga ekowisata (ecotourism).
Outlook Soloraya 2025: Ekonomi Melaju, Gimana Caranya? diselenggarakan oleh Solopos Media Grup, disponsori oleh Telkom Indonesia dan didukung oleh PT SHA Solo