Radio Solopos — Langkah Timnas U-17 Indonesia di Piala Asia U-17 terhenti setelah kalah telak 0-6 dari Korea Utara di babak perempatfinal, Senin (14/4/2025) malam.
Sementara itu, Korea Selatan yang dikalahkan Garuda Muda di babak grup justru lolos ke semifinal setelah mengalahkan Tajikistan melalui drama adu penalti 5-3. Di babak normal, kedua tim bermain imbang 2-2.
Timnas Korea Selatan U-17 berhasil mengamankan tiket terakhir ke babak semifinal Piala Asia U-17 2025 secara dramatis.
Dalam laga penuh tensi di Stadion Prince Abdullah Al Faisal, Jeddah, Selasa (15/4/2025) dini hari WIB, Korea Selatan menang susah payah di babak tos-tosan.
Laga Korea Selatan vs Tajikistan berlangsung ketat sejak awal. Korea Selatan lebih dulu unggul berkat gol Jeong Hyeon-Ung di menit ke-67 yang memaksimalkan umpan Kim Ji-Sung.
Namun, Tajikistan mampu bangkit dan mencetak dua gol cepat melalui Nazriev (83′) dan Ibragimzoda (85′), membuat skor berbalik menjadi 2-1.
Drama terjadi di masa injury time. Wasit memberikan penalti untuk Korea Selatan di menit ke-90+9.
Kim Ji-Sung tampil sebagai algojo dan sukses menjalankan tugasnya, mengubah skor menjadi 2-2 dan memaksa laga dilanjutkan ke babak adu penalti.
Di babak adu penalti, lima penendang Korea Selatan menjalankan tugasnya dengan sempurna, sementara satu penendang Tajikistan, Rakhimzoda, gagal mencetak gol.
Skor akhir adu penalti 5-3 untuk Korea Selatan, yang memastikan langkah mereka ke semifinal.
Dengan kemenangan ini, Korea Selatan akan menghadapi Arab Saudi di babak semifinal. Arab Saudi sebelumnya juga lolos melalui adu penalti atas Jepang dengan skor 3-2 setelah bermain imbang 2-2 di waktu normal.
Beberapa jam sebelumnya hasil mengejutkan datang dari perempat final Piala Asia U-17 2025.
Timnas Indonesia U-17 harus mengakui keunggulan Korea Utara setelah kalah telak dengan skor 0-6 di Stadion King Abdullah, Jeddah, pada Senin (14/4/2025) malam waktu setempat.
Kekalahan ini menjadi pukulan berat bagi Garuda Muda, yang sebelumnya tampil gemilang di fase grup dengan catatan sempurna dan status sebagai juara Grup C.
Namun, performa cemerlang I Putu Panji dan kawan-kawan seolah sirna di laga hidup-mati melawan tim kuat Korea Utara.
Gol dari Korea Utara dicetak oleh Choe Song Hun di menit ke-7, Kim Yu Jin di menit ke-19, Ri Kyong Bong di menit ke-48, Kim Tae-Guk di menit ke-60, Kang Ri-rim di menit ke-61 dan Pak Ju Won di menit ke-77 .
Hasil ini memastikan langkah Garuda Muda di Piala Asia U-17 terhenti di babak perempat final.
Indonesia U-17 menurunkan komposisi pemain inti dalam laga ini. Di lini depan, ada Mochamad Mierza, Zahaby Gholy, dan Fadly Alberto yang diandalkan untuk membongkar pertahanan lawan.
Evandra Florasta menjadi motor serangan dari lini tengah sementara pertahanan dikomandoi oleh I Putu Panji, didampingi Mathew Baker dan M. Al Gazani.
Di sisi lain, Korea Utara tampil solid dengan formasi 4-3-3, mengandalkan Kim Yu Jin sebagai kapten dan playmaker.
Ia aktif mendistribusikan bola kepada Ki Ryong Bong dan Pak Kwang Song, yang beberapa kali membuat repot lini belakang Indonesia.
Jalannya Pertandingan
Gol pertama Korea Utara terjadi lewat skema sepak pojok yang gagal diantisipasi Mochamad Mierza. Sundulan Choe Song Hun membuat Dafa Al Gasemi tak berkutik.
Setelah kebobolan cepat, Indonesia mencoba bangkit lewat skema bola direct kepada Mierza dan Zahaby.
Namun, dominasi lini tengah Korea Utara yang dikomandoi An Jin Sok membuat transisi Indonesia terhambat.
Kesalahan di lini belakang kembali menghukum Indonesia. Kim Yu Jin mencetak gol kedua Korea Utara setelah memanfaatkan kelengahan bek Garuda Muda. Skor 0-2 bertahan hingga babak pertama usai.
Di babak kedua, dominasi Korea Utara semakin menjadi. Ri Kyong Bong mencetak gol ketiga pada menit ke-48, diikuti penalti Kim Tae-Guk (60’), dan gol cepat dari Kang Ri-rim (61’).
Pak Ju Won menutup pesta gol Korea Utara di menit ke-77, menjadikan skor akhir 6-0.
Kekalahan ini menjadi pelajaran penting bagi Timnas Indonesia U-17 untuk terus meningkatkan konsistensi dan ketahanan mental dalam turnamen besar yakni Piala Dunia U-17.
Meski langkah mereka terhenti, performa di fase grup tetap layak diapresiasi.