Radio Solopos — Dompet Dhuafa memberlakukan tiga sistem untuk pendistribusian hewan kurban ke luar negeri pada Iduladha 1446 H/2025 ini.
Tiga sistem tersebut yakni pendistribusian hewan kurban dalam kondisi hidup, dalam bentuk daging beku dan daging kurban siap saji dalam kaleng.
Tiga negara yang menjadi tempat pendistribusian daging kurban masing-masing Somalia, Myanmar dan Palestina.
Manager Aliansi Strategis Dompet Dhuafa, Syamsul Ardiansyah, dalam acara Bincang Spesial di Radio Solopos, Jumat (30/5/2025), mengatakan pendistribusian hewan kurban tahun ini sedikit berbeda dengan dua tahun lalu, khususnya di Gaza, Palestina.
Ia menjelaskan pada tahun 2023 pendistribusian daging hewan kurban ke Palestina dalam bentuk beku. Hal itu dikarenakan pada Iduladha biasanya di wilayah konflik tersebut hewan kurbannya berlimpah. Sehingga, distribusi daging kurban dalam bentuk beku lebih efektif.
“Saat Iduladha di Gaza pemotongan hewan kurban cukup banyak, stok sebelum perang cukup melimpah. Stok daging berkurang 3 bulan setelah momentum Idul Kurban. Kepada mitra kami kita usulkan korban beku setelah minimal satu bulan Iduladha, mempertimbangkan kondisi masyarakat di sana yang butuh daging,” ujar Syamsul Ardiansyah.
Namun kondisi ini berubah setelah perang kembali berkecamuk di Gaza. Karena banyak bangunan hancur sehingga tidak memungkinkan penyimpanan daging beku di wilayah tersebut sehingga pihaknya mengubah sistem distribusi.
Namun untuk pendistribusian daging kurban di Tepi Barat Palestina masih memungkinkan dengan sistem daging beku.
“Setelah genozida di Gaza, situasi tidak memungkinkan untuk daging beku. Mereka butuhnya ready to eat meal, siap konsumsi. Oleh karena itu kita kenalkan kurban dalam bentuk kaleng. Ada kaleng kornet, ada daging saus dengan citra rasa yang familiar dengan warga Gaza,” lanjutnya.
Untuk dua negara lainnya yakni Somalia dan Myanmar, Dompet Dhuafa mendistribusikan dalam bentuk hewan hidup.
Hewan kurban itu disembelih secara langsung oleh muslim di wilayah tersebut.
“Untuk kurban di luar negeri kami bermitra dengan peternak di luar negeri, dengan lembaga kemanusiaan yang menyelenggarakan kurban. Di Somalia menggandeng Zamzam Foundation, di Myanmar kerja sama dengan organisasi yang memberikan pelayanan untuk hewan kurban sejak 2012,” katanya.
Ia menambahkan antusiasme pekurban untuk ke luar negeri dari tahun ke tahun meningkat signifikan.
Syamsul menyebut dirinya bertugas untuk pendistribusian hewan kurban ke luar negeri dalam lima tahun terakhir.
Ia mencontohkan, kurban di Somalia tahun 2023 baru sebanyak 48 ekor sapi. Pada tahun 2024 meningkat drastis menjadi 200 ekor sapi.
“Kebetulan saya mengawal kurban ke luar negeri dalam lima tahun terakhir, progress-nya sangat signifikan. Di Somalia meningkat dari 48 ekor sapi di tahun 2023 menjadi 200 sapi di tahun 2024 dan tahun ini kami berharap bisa seperti tahun lalu,” katanya.
Ia mengimbau masyarakat muslim yang ingin berkurban untuk kemanusiaan ke luar negeri bisa membuka link https://digital.dompetdhuafa.org/kurban.
Di link tersebut, pekurban akan dipandu teknis berkurban mulai pemilihan hewan kurban, harga, tujuan hingga ke pembayaran.
Sebagai bentuk transparansi, setelah kurban disembelih pihaknya secepat mungkin menginformasikan kepada pekurban tentang pendistribusian hewan.
“Kami punya motto 4 Pasti. Pasti Jantan, Pasti ke Pelosok Negeri, Pasti Kualitasnya dan Pasti Laporan Cepat. Foto-foto hewan kurban kami kirimkan sesuai timeline yang telah ditentukan,” katanya.