SoloposFM—Kemarau basah yang tengah terjadi di Indonesia termasuk Solo Raya membuat cuaca tidak menentu. Bahkan hujan dengan intensitas sedang sempat menimpa Solo Raya pada Selasa-Rabu (27-28/9/2016). Akibatnya terjadi titik genangan air dimana-mana, sementara tinggi muka air Bengawan Solo juga meningkat.
Dampak hujan semalaman tersebut, masih terlihat hingga hari ini Kamis (29/6/2016). Sejumlah warga melaporkan adanya lubang-lubang di jalan yang semakin parah. Warga pun mempertanyakan kelanjutan perbaikan lubang-lubang jalan tersebut. Lubang-lubang tersebut cukup berbahaya karena tidak terlihat oleh pengendara saat jalanan tertutup air.
Salah satunya dilaporkan warga Cemani, Julya Ardi. “Kepada dinas terkait, mohon jalan di sebelah utara Batik Keris segera dibenahi. Banyak yang berlubang besar. Padahal jalan itu ramai & kalau hujan deras kadang banjir. Jadi lubang tidak nampak ketika banjir. Banyak yang sering “kejeglong” disitu,” lapornya dalam pesan singkat.
Menangapi hal itu, Kepala DPU Sukoharjo, Ahmad Hufroni menyatakan saat ini sebagian jalan yang sudah masuk dalam rencana perbaikan masih menunggu proses lelang.
Bukan hanya di wilayah Sukoharjo, di Solo kerusakan jalan juga dilaporkan warga. Sriyatmo, warga, Pajang menyebutkan adanya kerusakan jalan di Jl. Perintis Kemerdekaan yang hingga kini belum ada kejelasan. Dalam pesan singkatnya pada Solopos FM, Sriyatmo mengatakan, “Kepada dinas terkait, kalau Jl. Perintis Kemerdekaan sudah masuk agenda perbaikan di tahun 2016 ini, tapi kenapa sampai hari ini belum ada tanda-tanda perbaikan? Lalu kapan perbaikan akan dilaksanakan? Padahal masih banyak lubang-lubang bekas galian yang tidak ditambal dengan sempurna?”
Sedangkan warga Purbayan, Jadmiko, mempertanyakan kubangan jalan di depan Apotek Pajang. “Ada 2 kubangan yang sangat lebar dan dalam. Mohon pihak terkait segera membenahi, termasuk jalan di depan Kelurahan Banaran ke arah simpang 4 Batik Keris yang juga semakin parah.” Menanggapi hal itu, Kabid Bina Marga DPU Solo, Nur Basuki menyebutkan, kerusakan jalan di lokasi tersebut terus terjadi karena ada bangunan toko yang membangun saluran air lebih tinggi dari jalan, sehingga air selalu meluber ke jalan dan membuat jalan mudah rusak. Hanya saja pihaknya tidak bisa mengambil tindakan karena untuk sebelah jalur tersebut sudah masuk wilayah Sukoharjo. [Dita Primera]