SoloposFM–Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo berpesan agar masyarakat Jawa Tengah tidak iktu turun dalam aksi Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) MUI aksi 2 Desember mendatang. Aksi tersebut dimaksudkan untuk menuntut penahanan terhadap tersangka kasus penistaan agama Gubernur Nonaktif Basuki Tjahja Purnama (Ahok).
“Kalau aksi yang sifatnya di daerah malah saya buka. Silahkan saja asalkan enggak di sini (Jakarta), enggak ramai-ramai gitu,” kata Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, usai menghadiri Rapat Koordinasi Nasional Kepala Daerah di Gedung Sasana Bhakti Praja, Kantor Kemendagri, Jl Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Kamis (24/11/2016).
“Kita membuat satu pertemuan di sana. Membuat satu jalan kebangsaan, bagaiamana jalan sehat pruralisme,” lanjutnya.
Dikutip Detikcom, menurut Ganjar aksi 2 Desember mendatang hanya akan membuat situasi politik, ekonomi dan sosial memanas. Dia meminta masyarakat Jawa Tengah tidak ikut andil dalam aksi itu.
“Itu efek politik, efek ekonominya kan gede, Indonesia enggak aman, investasi enggak asik. Apa kita mau mendesain Indonesia chaos? Sudah belajar lah dari 4/11 kemarin harga tiket pesawat tiba-tiba meroket hingga 400 persen, itu kan ngeri. Trus hoaxnya keluar narik duit (rush money -red). Apa seneng kita? ekonomi kita belum bagus,” jelas Ganjar.
Meski demikian, politisi PDIP itu pun tidak bisa menahan jika nantinya ada masyarakat Jawa Tengah ikut serta aksi pada 2 Desember mendatang.
“Saya kira tidak, bahwa ada yang berangkat saya enggak bisa menahan. Demokrasi ini dikira nanti orde baru,” ucap Ganjar.
Dalam beberapa hari sebelumnya, Ganjar menuturkan sudah melakukan dialog untuk menyejukan kondisi. Hasilnya ulama dan tokoh Jawa Tengah sepakat tidak ikut serta aksi tersebut.
[Dita Primera]