SoloposFM- Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) meminta orang tua ikut mewaspadai penggunaan teknologi dalam jaringan (daring) yang melibatkan anak-anak mereka guna mengantisipasi beragam doktrin yang bertentangan dengan ajaran agama.
Dilansir dari Antaranews, Kepala BNPT, Komisaris Jenderal Suhardi Alius dalam acara Harlah Ke-71 Muslimat mengatakan bahwa jaringan teroris lebih memilih menjalankan aksinya melalui media sosial. Kemajuan teknologi tersebut sengaja dimanfaatkan oleh segelintir orang untuk memasukkan beragam doktrin yang bertentangan dengan ajaran agama. Hal itu sangat berbeda dengan sebelumnya. Jika dahulu proses baiat itu bertatap muka, secara fisik untuk mendoktrin orang, sekarang baiat lewat online dan dilakukan berulang ulang.
Di Indonesia masih kesulitan untuk memberantas beragam praktik doktrin yang memanfaatkan teknologi daring ini sebab beragam media sosial di Indonesia bisa dimanfaatkan. Untuk itu, Suhardi aktif melakukan sosialisasi kepada masyarakat sebagai upaya meminimalkan beragam doktrin buruk tersebut. Salah satunya, meminta warga Muslimat Nahdlatul Ulama untuk ikut mengawasi keluarganya.
Suhardi mengatakan bahwa BNPT juga berupaya membuat kontranarasi dan kontrapropaganda. Ketika ada muatan negatif, ayat-ayat yang menurut mereka benar, akan langsung dibahas oleh tim khusus dengan melibatkan pakar-pakar sehingga bisa dikontrol.
Suhardi berharap masyarakat juga makin cerdas dengan fenomena tersebut, dengan menyaring informasi yang benar, terutama dengan menyaring informasi yang negatif. Keluarga yang sebelumnya ada anggota keluarga pernah terlibat jaringan teroris harus terus dirangkul, terutama anak-anaknya, dengan harapan tidak terlibat hal yang sama, terpapar doktrin yang bertentangan dengan ajaran agama.
[Nabila Ikrima]