SoloposFM-Radio Solopos FM bersama Paradiso (Paguyuban Pendengar Setia Radio Solopos FM) membagikan 13 radio analog saat kegiatan bakti sosial dalam rangka memperingati HUT ke-13 Solopos FM dan HUT ke-6 Paradiso, Minggu (9/4/2017) pagi di arena car free day (CFD) Jl. Slamet Riyadi, Solo.
Kegiatan bakti sosial itu didukung The Adhiwangsa Hotel & Convention, Amarelo Hotel, dan Ou Tea. Belasan radio tersebut dibagikan, antara lain kepada anak-anak difabel yang bersekolah di Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC) Solo, pendengar Solopos FM kurang mampu, serta tukang becak, tukang parkir, dan bakul jamu.
Dilansir dari solopos Station & Business Manager Solopos FM, Intan Nurlaili, mengatakan kegiatan bakti sosial diawali di arena CFD, kemudian berkeliling ke rumah pendengar Solopos FM di Serengan, Pajang, Kartasura, hingga Colomadu. Dia menyebut, kegiatan bakti sosial menjadi wujud kepedulian Solopos FM kepada masyarakat dan khususnya para pendengar.
“Perayaan HUT Solopos FM kali ini kami gelar dengan melakukan kepedulian sosial. Ada 3 sasaran utama dari kegiatan bakti sosial kami, yakni tukang becak, para difabel, dan pendengar Solopos FM yang kurang mampu,” jelas Intan di sela-sela memberikan bantuan ke YPAC di arena CFD.
“Bantuan untuk difabel dan tukang becak kami berikan di arena CFD. Sedangkan bantuan untuk pendengar, kami sampaikan di rumah mereka langsung. Ada 4 paket sembako, 4 radio, dan uang masing-masing Rp200.000 untuk diberikan kepada pendengar kurang mampu,” tambah dia.
Intan membeberkan peringatan HUT ke-13 Solopos FM bukan hanya diwarnai dengan kegiatan bakti sosial, melainkan ada kegiatan lain yang bakal dilaksanakan secara terpisah.
Salah satu kegiatan yang bisa diikuti masyarakat atau para pendengar Solopos FM tersebut, antara lain lomba membaca berita dan lomba mewarnai yang akan diselenggarakan pada pekan depan. Dia menyampaikan harapan ke depan bagi Solopos FM yang telah berusia 13 tahun, agar bisa lebih sukses dan diterima masyarakat.
“Harapan kami sesuai tagline perayaan HUT sekarang, Solopos FM Semakin di Hati. Radio tanpa pendengar kan enggak ada nilaianya. Makanya kami ingin terus membangun kebersamaan saja dengan para pendengar dan juga saling berbagi. Tentu kami ingin menjadi media yang bisa memberikan manfaat banyak kepada pendengar. Bukan hanya memberi informasi tapi bisa membawa dampak perubahan,” tutur Intan.
Sementara itu salah seorang warga, Sukarti, mengaku gembira mendapatkan radio analog gratis.
(Annisa Wendy Pratidina)