SoloposFM -– Uji coba kantong plastik berbayar sudah mulai diberlakukan di sejumlah kota di Indonesia. Warga diminta untuk membiasakan diri membawa kantong belanja sendiri, bukan justru terbiasa membayar kantong plastik. Sebab membeli kantong plastik bukan suatu perilaku yang keren.
Uji coba kantong plastik seharga Rp 200 ini berlaku sejak Minggu (21/2) kemarin hingga 3 bulan ke depan. Sebanyak 100 jaringan ritel yang menjadi anggota Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aperindo) ikut menjalankan uji coba.
Aperindo meneken kesepakatan dengan Kementerian Lingkungan Hidup, karena mendukung tujuan pemerintah yang hendak bebas sampah pada tahun 2020. Sedangkan harga Rp 200, bukan bertujuan mencari untung karena harga itu tidak di atas harga produksi.
Sebagian warga memang menganggap harga Rp 200 belum berdampak banyak. Tetapi, yang terpenting adalah kesadaran kita bahwa plastik membutuhkan waktu lama untuk terurai dan kini sudah waktunya ada perubahan kebiasaan.
Nah berikut sebagian komentar warga dalam Dinamika 103 Selasa (23/2/2016):
Yanti, Kartasura (+6285642489XXX)
Tentang kantong plastik berbayar, kalau dalam rangka mengurangi sampah plastik sepertinya tetap tidak mengatasi. Misal orang belanja di supermarket dibebani suruh bayar Rp.200, dibanding nilai belanjaan nilai itu tidak seberapa & pasti mau. Jadi lebih baik digalakkan kalau belanja bawa tas/kantong sendiri yang bisa dipakai berkali-kali. Kalau bisa begini pasti sampah plastik berkurang.
Kartiman (+6285702247XXX)
Menurut saya semua kantong plastik untuk bungkus harus dihapus digantikan sak atau paper bag seperti di UK.
Ari, Kleco (+6282226476XXX)
Kenapa tidak pakai paper bag untuk belanja, justru bisa didaur ulang. Peran pemerintah untuk mengurangi limbah plastik apa? Tidak ada upaya nyata daur ulang plastik, baik untuk energi atau dibuat dalam bentuk lain dari limbah plastik. Kantong plastik suruh bayar ini malah jadi kebijakan kapitalis menguntungkan toko modern.