SoloposFM- Bullying adalah penindasan penggunaan kekerasan, ancaman atau paksaan untuk menyalahgunakan atau mengintimidasi orang lain. Perilaku ini dapat menjadi suatu kebiasaan dan melibatkan ketidakseimbangan kekuasaan sosial atau fisik. Hal ini dapat mencakup pelecehan secara lisan atau ancaman, kekerasan fisik atau paksaan dan dapat diarahkan berulang kali terhadap korban tertentu, mungkin atas dasar ras, agama, gender, seksualitas, atau kemampuan.
Tindakan penindasan terdiri atas empat jenis, yaitu secara emosional, fisik, verbal, dan cyber.
Bullying dalam bentuk sosial seperti mengucilkan, dan mengabaikan orang, di jaman yang serba teknologi ini bullying pun bisa melalui gadget, dan media sosial yang disebut Cyberbullying. Cyberbullying adalah saat seseorang dihina-hina, diteror di media sosial, atau melalui SMS, email, dan telepon.
Berikut kasus Bullying yang sempat menghebohkan di berita dan ternyata sangat menyedihkan untuk para korban bullying ini. Seperti yang dikutip dari berbagai sumber (18/7/2017).
Mahasiswa berkebutuhan khusus di-bully
Mahasiswa di salah satu kampus swasta di Depok, Jawa Barat, yang menjadi korban bullying. Mahasiswa berkebutuhan khusus tersebut sedang berjalan sendiri. Tiba-tiba mahasiswa lain mengganggu dia dengan menarik-narik tas punggung yang dipakai korban ke arah belakang. Ada mahasiswa lain di sekitar korban yang bersorak dan bertepuk tangan.
Mahasiswa berkebutuhan khusus itu berontak. Setelah tarikan dari arah belakang terlepas, mahasiswa yang menjadi korban itu melemparkan bak sampah dengan gerakan sekenanya ke para pelaku. Walaupun pelaku sudah sempat mendatangi rumah korban dan meminta maaf, tetapi pelaku tetap akan diproses sesuai aturan kemahasiswaan yang berlaku.
Siswa SD di-bully
Pelaku bullying di Thamrin City, Jakarta Pusat itu ternyata berbeda sekolah, namun sudah berteman sejak SD. Siswi yang mengenakan seragam putih-putih tampak terpojok dikelilingi siswa dan siswi lainnya. Terlihat seorang siswi tiba-tiba menjambak rambut korban hingga terjatuh. Seorang siswa juga ikut menjambak dan memukul kepala siswi tersebut. Bukannya memisahkan, sejumlah siswa-siswi yang menonton malah meminta agar siswi yang dibully mencium tangan dua orang yang membullynya.
Di-bully karena disleksia
Seorang pria di Inggris, Ollie Forsyth mengalami bullying semasa duduk di sekolah. Ia adalah seorang pengidap disleksia, sebuah kelainan neurobiologis yang membuatnya sulit untuk membaca dan mengeja dengan akurat.
Datang ke sekolah, bagi Ollie seperti datang ke kandang harimau. Cemooh dari teman sekelas membuatnya merasa masa sekolah sebagai bagian terburuk dari hidupnya.
Namun berkat ketegarannya, Ollie tetap berjuang. Di usia 13 tahun, ia menjalankan bisnis online dan akhurnya sukses menjadi jutawan muda.
Di-bully karena pakai kaki palsu
Seorang bocah di Michigan, Jerrensia mengidap kelainan langka Arthrogryposis Multiplex Congenita. Otot kakinya tidak berkembang sebagaimana mestinya, sehingga mengunci dan tidak bisa digerakkan.
Dokter memutuskan untuk mengamputasi kaki Jerrensia, dan menggantikannya dengan prostetik atau kaki palsu. Kondisi tersebut kerap membuatnya jadi sasaran olok-olok dari lingkungan. Minimal, orang selalu memandangnya dengan tatapan yang tidak menyenangkan.
“Ketika kami belanja di mal atau tempat umum lainnya, anak-anak lain melingkar di sekitar Jerrensia. Mereka tidak menatap wajah Jerrensia tapi memperhatikan kakinya. Akibatnya, putri saya merasa cemas dan kadang ia pun menangis,” kisah Kroll, ibu angkat Jerrensia.
Di-bully karena tunarungu
Model cantik asal Korea Selatan, Choo Ah Rim terlahir sebagai tunarungu. Keterbatasan yang dimilikinya membuat Ah Rim harus mengalami masa-masa sulit saat masih sekolah. Teman-temannya menganggapnya sombong karena tidak bisa mendengar, dan selalu mencemooh cita-citanya untuk menjadi peragawati.
Namun disabilitas pendengaran yang dimilikinya tidak menjadi penghalang untuk mewujudkan mimpi. Tahun 2013, Ah Rim berhasil menjadi super model Korea Selatan. Ia lolos ke babak 16 besar di kontes tersebut, setelah bersaing dengan 16 ribu kontestan lainnya.
(Erlin Setyawati)