• Home
  • News
  • Lifestyle
  • Opini
  • Program
  • Video
  • Event
  • Podcast
  • About Us
  • Indeks
Radio Solopos FM
  • Home
  • News
  • Lifestyle
  • Opini
  • Program
  • Video
  • Event
  • Podcast
  • About Us
  • Indeks
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Lifestyle
  • Opini
  • Program
  • Video
  • Event
  • Podcast
  • About Us
  • Indeks
No Result
View All Result
Radio Solopos FM
No Result
View All Result
Home News

Inilah Fakta-Fakta Gerhana Bulan

Marketing by Marketing
8 August 2017
in News
0
Inilah Fakta-Fakta Gerhana Bulan

SoloposFM-Gerhana bulan sebagian, terjadi dimana dalam orbitnya bulan masuk kedalam sebagian bayang-bayang gelap bumi (Umbra), sehingga jika diamati dari bumi, sebagian dari permukaan bulan akan nampak gelap tak terlihat bulat utuh seperti purnama biasanya. Langit Indonesia malam ini akan menyuguhkan sebuah fenomena astronomi yang langka terjadi, yaitu gerhana bulan. Fenomena ini akan berlangsung Senin (7/8/2017) malam hingga Selasa (8/8/2017) dini hari. Gerhana bulan ini akan memberikan dampak kepada kondisi alam, seperti naiknya air laut. Namun jangan khawatir, karena hal itu wajar saja terjadi ketika ada gerhana bulan. Selain itu, bulan nantinya akan berwarna putih dan merah sebagian. Pemandangan ini diklaim sebagai pemandangan gerhana paling indah tahun ini.

Berikut fakta-fakta mengenai gerhana bulan sebagian. Seperti yang dikutip dari berbagai sumber (8/8/2017).

Gerhana bulan selalu terjadi di saat bulan purnama

Gerhana bulan tidak pernah terjadi di fase sabit atau separuh, melainkan selalu di fase bulan purnama. Gerhana bulan dapat terjadi ketika bumi menghalangi sinaran matahari yang diterima oleh bulan, sehingga wajah bulan akan menjadi gelap karena terhalang oleh bumi. Namun, tak selalu terjadi gerhana setiap bulan purnama. Hal itu disebabkan karena dalam mengelilingi bumi, orbit bulan miring sekitar 5 derajat terhadap bidang ekliptika bumi. Jadi, kadangkala bulan purnama sedang berada di atas ekliptika, dan juga bisa di bawah ekliptika.

Gerhana ini dapat terlihat di seluruh Indonesia

Walaupun tak seheboh gerhana matahari total 9 Maret 2016 lalu, gerhana bulan parsial nyatanya juga merupakan peristiwa besar dan langka. Dan beruntungnya kita kali ini, seluruh Indonesia kebagian untuk mengamati gerhana bulan parsial 8 Agustus 2017. Bisa dilihat pada peta visibilitas gerhana bulan parsial di atas, wilayah Indonesia masuk ke dalam zona “All Eclipse Visible”. Indonesia juga tidak jauh dari titik pusat gerhana sehingga bisa mengamatinya pada tengah malam hingga dini hari.

Seri Saros 119

Siklus Saros adalah siklus gerhana (sekitar 6585,3213 hari, atau sekitar 18 tahun 11 1/3 hari), yang dapat digunakan untuk mengetahui kapan gerhana matahari serta gerhana bulan akan terjadi. Satu siklus saros dimulai ketika gerhana, matahari, bumi, dan bulan kembali ke bidang geometri yang relatif sama, dan gerhana yang hampir identik akan terjadi. Gerhana bulan parsial pada 8 Agustus 2017 ini termasuk dalam seri Saros 119, ia merupakan gerhana ke-62 dari total 83 kali gerhana dalam seri 119 tersebut. Dalam hal ini, gerhana seri Saros 119 yang berikutnya atau yang ke-63 akan terjadi sekitar 18 tahun 11 1/3 hari lagi, tepatnya pada 20 Agustus 2035, yang sayangnya tidak terlihat dari sebagian besar wilayah Indonesia.

Gerhana berlangsung lebih dari 5 jam

Secara keseluruhan, proses gerhana bulan parsial ini berlangsung selama 5 jam, mulai dari kontak pertama bulan purnama dengan bayangan penumbra bumi, puncak gerhana, hingga kontak terakhir bulan dengan penumbra bumi lagi. Gerhana bulan parsial 8 Agustus 2017 akan berlangsung pukul 22:50 WIB, ketika bulan mulai masuk ke bayangan penumbra bumi. Lalu, sebagian kecil wajah bulan mulai masuk bayangan umbra bumi mulai pukul 00:22 WIB (U1) hingga 02:18 WIB (U4), puncaknya sendiri akan terjadi pukul 01:20 WIB 8 Agustus 2017. Gerhana bulan kemudian akan berakhir sepenuhnya ketika Bulan meninggalkan bayangan penumbra bumi pada pukul 03:50 WIB (P4).

Tidak berbahaya bagi mata

Jangan takut untuk mengamati gerhana bulan parsial ini dengan mata telanjang. Cahaya bulan yang berasal dari matahari tidaklah sesilau matahari. Bila pada gerhana matahari kita perlu menggunakan kacamata gerhana, untuk mengamati gerhana bulan parsial ini diwajibkan dengan mata telanjang saja. Pemakaian kacamata gerhana justru akan membuat pandangan menjadi gelap akibat terhalang filter matahari.

 

(Erlin Setyawati)

Tags: gerhana mataharigerhana bulanfakta gerhana bulan
Previous Post

Bingung Memilih Hewan Qurban, Ini Caranya

Next Post

Inilah Kue Tradisional Yang Masih Eksis

Next Post
Inilah Kue Tradisional Yang Masih Eksis

Inilah Kue Tradisional Yang Masih Eksis

No Result
View All Result

Berita Terbaru

  • Peluang Indonesia Menang Atas Jepang Terbuka Sore Nanti, Ini Prediksi Susunan Pemain 2 Tim
  • Kasus Anjing Dikuliti Hidup-Hidup, Polisi Pastikan Kejadian Bukan di Kabupaten Sragen
  • Ingin Usus Tetap Muda, Lakukan Hal Ini!
  • Sumanto: Pemuda Hari Ini adalah Penentu Masa Depan Indonesia di Tahun 2045
  • Ketua DPRD Jateng: Pemerintah Harus Fasilitasi, Kompetisi Bela Diri Efektif Kurangi Tawuran di Jalanan

Category

  • Lifestyle
  • Opini
  • News
  • Program
  • Event
  • Podcast
  • Galery Foto

Site Links

  • Log in
  • Entries feed
  • Comments feed
  • WordPress.org
  • About Us
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
  • Contact

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Lifestyle
  • Opini
  • Program
  • Video
  • Event
  • Podcast
  • About Us
  • Indeks

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.