SoloposFM-Perayaan Idul Adha tahun 2017 ini akan jatuh pada Jumat (1/9/2017) mendatang. Bagi umat Islam yang mampu, Idul Adha adalah waktu yang sangat tepat untuk menambah pahala. Selain memenuhi rukun Islam yang terakhir, yakni menunaikan ibadah haji, umat Islam juga diperintahkan untuk menyembelih hewan kurban. Biasanya permintaan hewan kurban meningkat tajam. Banyak permintaan ini dimanfaatkan oleh para pedagang ternak dengan mendatangkan hewan dari luar daerah. Untuk itu warga diimbau untuk mewaspadai penyakit menular pada hewan ternak yang hendak disembelih.
Berikut ini beberepa penyakit yang sering terjadi pada hewan kurban, yang dikutip dari berbagai sumber (24/8/2017):
Antraks
Antraks merupakan salah satu penyakit pada hewan kurban yang menular. Penyakit tersebut dapat menimbulkan angka kematian atau angka kesakitan yang tinggi pada hewan. Biasanya penyakit antraks sering menyerang hewan seperti hewan sapi, kambing, domba, kuda, babi, burung unta dan manusia. Penularan penyakit ini dari hewan ke manusia terjadi karena kontak langsung dengan hewan atau kontak dengan produk hewan.
Sebagian orang belum tahu bagaimana ciri-ciri hewan yang terkena penyakit antraks. Disini kita akan memberikan bagaimana ciri-ciri hewan yang terkena penyakit antraks dan cara pencegahannya. Langsung saja ciri-cirinya, hewan akan merasa gelisah, depresi, sesak napas, pembengkakan pada leher, dada, isi perut, pinggang, kelamin keluar serta keluar darah kehitaman encer dari lubang tubuh dan kematiannya pada jangka waktu 1 sampai 3 hari. Selain itu ada yang memiliki gejala kronis yaitu terdapat luka lokal di lidah, penyakit berakhir 10-36 jam atau berangsur sembuh bila infeksinya kronis yang ringan. Namun, jika gejala pada kulit maka hewan tersebut akan mengalami pembengkakan pada beberapa bagian tubuh pada sapi dan kuda.
Untuk cara pencegahannya dengan cara vaksin. Vaksin merupakan pencegahan yang baik untuk mencegah infeksi antraks. Disinfeksi bulu dan wol juga merupakan langkah yang baik dalam pencegahan antraks. Jika ada hewan yang diduga terinfeksi antraks segeralah hubungi dokter hewan setempat. Begitupun jika ada warga yang diduga terinfeksi antraks segera hubungi petugas kesehatan yang berwenang.
Penyakit Mulut dan Kuku (PMK)
Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) atau Foot and mouth disease (FMD) adalah salah satu penyakit menular pada sapi, kerbau, babi, kambing, rusa ,domba dan hewan berkuku genap lainnya seperti gajah, mencit, tikus, dan babi hutan. PMK merupakan penyakit hewan yang paling ditakuti oleh semua negara di dunia, terutama negara-negara pengekspor ternak dan produksi ternak, karena sangat cepat menular dan menimbulkan kerugian ekonomi yang sangat luar biasa besarnya.
Gejala penyakit mulut dan kuku biasanya ditandai dengan tubuh lesu, suhu tubuh mencapai 41 celcius, napsu makan berkurang, enggan berdiri, penyusutan berat badan, penurunan produksi susu. Tanda-tanda khasnya adalah lepuh-lepuh berupa penonjolan bulat yang berisi cairan seperti limfa. Lepuh primer mulai terlihat 1-5 hari setelah infeksi dapat tersebar di ruang mulut, terutama lidah sebelah atas, bibir sebelah dalam, gusi, selaput lendir mata. Luka-luka pada kaki menyebabkan hewan enggan berdiri dan kuku dapat terlepas, sedangkan luka pada lidah menyebabkan hewan enggan makan.
Cara pencegahannya adalah dengan vaksinasi secara berkala pada hewan ternak. Vaksinasi akan memberi kekebalan pada hewan ternak selama 4 bulan -1 tahun. Dianjurkan bagi peternak untuk menyediakan alokasi dana untuk pengobatan ternak.
Cacing Hati
Cacing hati pada dasarnya adalah sejenis cacing pipih yang hidup dan berhabitat di dalam sistem hati dan empedu pada hewan seperti sapi, kambing, unta bahkan kerbau. Keberadaan cacing hati pada sapi bisa menyebabkan sapi mengalami beberapa penurunan kondisi kesehatan, seperti penurunan berat badan, masalah pencernaan seperti diare dan kerapnya sapi mengalami muntah dan kembung. Sapi kehilangan selera makan dan mengalami keluhan fisik seperti tampak layu dan kuyu. Kadang sapi terlihat bermata cekung dan telinga yang turun terkulai.
Cara pencegahannya pertama, dengan menjaga kebersihan ternak seperti kandang dan lingkungan sekitar kedua, pemberian pakan berkualitas baik, jika diberi pakan jerami diharapkan dikeringkan dahulu atau diproses fermentasi atau amoniasi sehingga mengurangi penularan ketiga, jika hewan sakit segera diobati supaya tidak berkelanjutan keempat, pemberian vitamin dan obat cacing secara rutin kelima, hindari menggembalakan ternak pada pagi-pagi atau terlalu pagi saat rumput masih basah atau tertempeli embun pagi, usahakan menggembalakan ternak setelah rumput mulai tidak basah lagi setelah terkena sinar matahari.
[Lintain Mustika]