SoloposFM – Bulan Februari adalah puncak musim hujan 2015/2016. Sesuai prediksi, intensitas hujan pada bulan Februari ini tinggi hingga sangat tinggi, seperti yang terjadi di wilayah Soloraya dan sebagian besar wilayah lain di Indonesia. Ancaman banjir, longsor dan puting beliung pun diprediksi masih berpotensi tinggi.
Seperti disampaikan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dampak perubahan iklim global secara siginifikan telah merubah pola curah hujan, baik pada perubahan intensitas, durasi dan tebal hujan. Saat ini frekuensi hujan dengan intensitas tinggi semakin sering terjadi dan memicu terjadinya banjir dan longsor. Namun, BNPB mengingatkan, faktor yang paling berperan menyebabkan banjir dan longsor adalah faktor pengaruh ulah manusia. Makin rusaknya lingkungan seperti meluasnya lahan kritis, daerah aliran sungai kritis, rendahnya persentase ruang terbuka hijau dan hutan, berkembangnya permukiman di dataran banjir, pelanggaran tata ruang, buruknya pengelolaan sampah, sedimentasi, budidaya pertanian di lereng-lereng perbukitan atau pegunungan tanpa kaidah konservasi dan lainnya, telah menyebabkan sebagian besar wilayah di Indonesia makin rentan terhadap banjir dan longsor.
Kerusakan dan kerugian yang ditimbulkan oleh bencana ini dapat menurunkan kesejahteraan masyarakat. Artinya, bencana dapat menghambat pembangunan dan sebaliknya. Pembangunan dapat meningkatkan bencana, jika tidak memperhatikan aspek-aspek pengurangan risiko bencana.
Hasil rapat Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana Tahun 2016 pada 24 hingga 25 Februari lalu, untuk mengurangi risiko bencana dan meningkatkan ketangguhan pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat, dalam menghadapi bencana diharapkan benar-benar bisa diimplementasikan. Kerjasama oleh semua pihak untuk mewujudkan ketangguhan di tingkat masyarakat dalam mengurangi resiko bencana harus menjadi komitmen bersama.