SoloposFM – Presiden Jokowi terus mengingatkan para menteri kabinet kerja agar tidak gaduh dan berjalan sendiri-sendiri. Namun peringatan Jokowi seolah tak digubris dan sejumlah menteri seolah jalan sendiri bahkan mengatasnamakan presiden. Kini Jokowi benar-benar tidak “happy”. Teguran keras terhadap menteri yang mendahului presiden dan mengatasnamakan presiden, untuk membuat kegaduhan itu telah disampaikan. Presiden sangat mengakomodir perbedaan pendapat, namun tak mau kompromi dengan kegaduhan. Untuk itu, Presiden sedang melakukan evaluasi cabinet terkait kinerja menteri.
Tak ada yang tahu apakah evaluasi kabinet ini bakal berujung reshuffle cabinet. Namun demikian, ternyata Presiden akan mengambil keputusan penting dalam waktu dekat. Presiden juga sudah mencatat nama menteri yang membuatnya “unhappy”. Lalu kapan Presiden akan mengambil sikap tegas untuk “menertibkan” menteri kabinet kerja yang gaduh?
Tentu harapan masyarakat adalah Presiden lekas mengambil sikap tegas. Presiden harus mengambil keputusan tegas agar kabinet seiring sejalan. Tidak perlu ragu mengevaluasi bahkan mereshuffle menteri yang tidak bisa sejalan. Dengan silang pendapat hingga debat terbuka, para menteri itu dinilai tidak menghargai presiden sebagai kepala kabinet. Perdebatan antar menteri bukan demi manfaat bagi bangsa dan Negara. Seharusnya, para menteri saling melengkapi dan bukan saling serang.
Perbedaan memang menjadi pembelajaran bagi masyarakat untuk menilai mana yang benar dan salah. Namun, setiap pembantu Presiden harus satu visi dengan Presiden. Kemarahan Presiden Jokowi terkait kegaduhan tersebut adalah hal yang wajar. Karena jika perseteruan antar menteri tersebut dibiarkan di depan publik, maka wibawa dan soliditas pemerintahan akan menurun. Ujungnya akan berimplikasi pada kinerja pemerintahan yang tidak memuaskan. Presiden Jokowi harus tegas menyelaraskan para menterinya agar berjalan seiring. Bila menteri yang bikin gaduh tersebut tidak kapok setelah ditegur, maka perlu ada tindakan lebih tegas. Apalagi, Presiden Jokowi sudah mengingatkan bahwa setiap pembantu Presiden harus satu visi dengan Presiden.