• Home
  • News
  • Lifestyle
  • Opini
  • Program
  • Video
  • Event
  • Podcast
  • About Us
  • Indeks
Radio Solopos FM
  • Home
  • News
  • Lifestyle
  • Opini
  • Program
  • Video
  • Event
  • Podcast
  • About Us
  • Indeks
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Lifestyle
  • Opini
  • Program
  • Video
  • Event
  • Podcast
  • About Us
  • Indeks
No Result
View All Result
Radio Solopos FM
No Result
View All Result
Home News

Anak Bosan Kala PPKM, Psikolog : Orangtua Harus Bahagia Dulu!

Redaksi by Redaksi
27 July 2021
in News
0
Anak Bosan Kala PPKM, Psikolog : Orangtua Harus Bahagia Dulu!

sumber foto : freepik.com

SoloposFM, Situasi pandemi Covid-19 membuat semua orang harus melakukan social distancing atau jaga jarak, termasuk anak-anak. Sekolah-sekolah memindahkan proses belajar mengajar di rumah masing-masing sampai batas waktu yang belum ditentukan. Setelah lebih dari 1 tahun, banyak orangtua mengeluhkan anaknya yang mulai bosan bermain dan belajar di rumah.

Biasanya anak-anak di sekolah bisa berinteraksi sosial dan fisik dengan teman-temannya, dalam kondisi ini, mereka malah harus duduk memandangi layar besar selama berjam-jam. Sangat wajar jika kebosanan akhirnya muncul.

Baca juga : AMSI akan Luncurkan Crisis Center COVID-19

 

Sir Ken Robinson menuliskan dalam bukunya berjudul You, Your Child, and School bahwa rasa bosan terjadi saat lingkungan sangat monoton. Tidak hanya itu, rasa bosan juga terjadi ketika tidak ada sesuatu hal yang bisa dilakukan untuk mengalihkan.

 

Kunci Pada Orangtua

 

Hening Widyastuti, Psikolog Sosial dan pemerhati anak, pada program Dinamika, Selasa (27/7/2021), anak harus diberi aktivitas fisik untuk menyalurkan energinya. Untuk itu, olahraga harus tetap dilakukan meskipun dalam ruang terbatas di rumah.

“Memandang gadget atau laptop selama sekolah daring membuat fisik anak lelah juga. Untuk itu alihkan ke kegiatan fisik yang menyenangkan. Memelihara hewan peliharaan juga bisa menjadi salah satu upaya untuk menyalurkan emosi anak. Orangtua harus memperhatikan perubahan emosi anak, kecemasan bahkan jika sudah mulai menyerang kesehatan, seperti gangguan asam lambung. Ini bisa terjadi pada anak yang mengalami kecemasan,” papar Hening.

Ia mengakui jika orangtua juga mengalami kelelahan fisik dan emosi selama pandemi. Namun Hening meyakini semua orang akan mampu beradaptasi dengan keadaan, cepat atau lambat.

Baca juga : PPKM Diperpanjang, Pendengar SoloposFM : Berat Dan Aturan Ribet Tapi Demi Kesehatan Bersama

 

Akhir pekan menurut Hening, menjadi saat yang tepat bagi orangtua dan anak untuk mengungkapkan perasaan. Keduanya bisa saling bertukar cerita dalam suasana santai, bosan di teras rumah atau sambil memasak bersama.

“Harus pintar-pintar membuat suasana abaru yang santai. Walaupun waktunya singkat, tapi yang penting adalah kualitas kebersamaannya. Anak-anak itu bisa diajak bicara masakah orangtua. Beri mereka pemahaman tentang kondisi keuangan secara sederhana. Namun orangtua harus bahagia dulu. Ketika orangtua lelah harus me time dulu. Bisa lewat musik, memasak, pokoknya bahagiakan diri sendiri dulu. Jika orangtua sudah bahagia, baru mereka bisa mem-backup emosi anak-anak dengan baik,” pungkas Hening.

 

Opini Pendengar Solopos FM

 

Hasil polling SoloposFM, pada program Dinamika, Selasa (27/7/2021), mayoritas peserta poling mengakui anak-anak mengalami kebosanan kala pandemi. Sebesar 67% mengaku terjadi kebosanan pana anak-anak. Sedangkan 33% sisanya mengaku tidak mengalami kebosanan.

anak kala pandemi

Berikut sejumlah opini mereka:

 

“Alhamdulillah karena sudah lebih dari 1 tahun, jadi anak-anak lebih mudah dikondisikan. Yang penting buat komitmen bersama dengan anak-anak apa yang boleh dan tidak. Dan sesekali kita luangkan waktu untuk bercanda, bermain, olahraga bersama. Justru yang membuat saya sedih itu PJJ daring. Kok sekolah masih belum ada perbaikan yang membuat anak-anak enjoy dengan PJJ, terutama untuk SD,” ungkap Nur Syamsiah.

“Alhamdulillah sudah tidak bosan sekarag karena sudah paham alasannya,” tulis Atik di Matesih.

“Jelas bosan dan anak-anak merindukan kebebasan seperti dulu. Tapi yang paling mereka rindukan adalah teman-teman sekolah dan suasana sekolah. Hal ini tidak bisa digantikan sekolah daring,” papar Dewi.

 

[Diunggah oleh Avrilia Wahyuana]

Tags: sehatpendidikancovid 19Social Distancingperilaku barusoloposfm lawan covid 19
Previous Post

Kinerja Semester I Kanwil DJP Jateng II Tercatat Meningkat

Next Post

Bansos PPKM, Pendengar SoloposFM: Kapan Cairnya?

Next Post
bansos ppkm

Bansos PPKM, Pendengar SoloposFM: Kapan Cairnya?

No Result
View All Result

Berita Terbaru

  • Sumanto: Pemuda Hari Ini adalah Penentu Masa Depan Indonesia di Tahun 2045
  • Ketua DPRD Jateng: Pemerintah Harus Fasilitasi, Kompetisi Bela Diri Efektif Kurangi Tawuran di Jalanan
  • Tips Makan Olahan Daging Kurban Tanpa Takut Kolesterol Tinggi
  • Cristiano Ronaldo Bawa Portugal Juarai UEFA Nations League 2024/2025
  • PT ASP Terancam Dijerat Pidana terkait Kerusakan Alam di Tambang Nikel Raja Ampat

Category

  • Lifestyle
  • Opini
  • News
  • Program
  • Event
  • Podcast
  • Galery Foto

Site Links

  • Log in
  • Entries feed
  • Comments feed
  • WordPress.org
  • About Us
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
  • Contact

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Lifestyle
  • Opini
  • Program
  • Video
  • Event
  • Podcast
  • About Us
  • Indeks

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.