SoloposFM, Meski memiliki peluang, namun tidak mudah untuk mengenalkan bahasa Indonesia di kancah internasional. Kebanyakan orang asing menganggap Indonesia adalah Bali, padahal hal ini keliru. Selain kawasan, status bahasa juga berpengaruh pada ketertarikan untuk belajar bahasa Indonesia.
Menyikapi hal ini, Ikatan Prodi Tadris Bahasa Indonesia PTKI (IPTABI) bekerja sama dengan Subdit Pengembangan Akademik Direktorat PTKI Ditjen Pendis Kemenag RI mengadakan seminar internasional dengan tema “Perkembangan Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) pada Perguruan Tinggi Islam di Dunia”, Sabtu, 13 Juni 2020.
Sebagaimana rilis yang diterima Solopos FM, seminar dilakukan melalui platform Zoom Pro. Seminar menghadirkan beberapa narasumber yang fokus pada pengajaran ilmu bahasa Indonesia, yakni Dr. Mamat S. Burhanuddin, M.Ag. (Kasubdit Pengembangan Akademik Direktorat PTKI Ditjen Pendis Kemenag RI ), Prof. E. Aminudin Aziz, M.A., Ph.D. (Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa), Dr. Usman Syihab, M.A. (Atdikbud KBRI Cairo, Mesir), Asst. Prof. Dr. Sukree Langputeh (Wakil Rektor Bagian Hubungan Luar Negeri dan Alumni Fatoni University Thailand), Prof. Dr. Sangidu, M.Hum. (Guru Besar Universitas Gadjah Mada Yogyakarta).
Kelima narasumber tersebut menyampaikan perkembangan pengajaran BIPA dari berbagai negara beserta tantangan dan peluang yang dihadapi. Topik ini ternyata mampu menarik minat peserta dari dalam dan luar negeri. Acara ini live dari Indonesia, London, Cairo, dan Thailand.
Terselenggarannya acara ini didasarkan pada tuntutan global mengenai perkembangan pengajaran BIPA, khususnya di PTKI. Dr. Siti Isnaniah, M.Pd. selaku ketua IPTABI yang juga merupakan dosen IAIN Surakarta menyampaikan bahwa seminar kali ini bertema “Perkembangan BIPA pada Perguruan Tinggi Islam di Dunia”.
Tantangan dan Peluang Pengajaran BIPA di Luar Negeri.
Prof. Endang Aminudin Aziz, M.A., Ph.D. dalam paparannya mengungkapkan peluang pengajaran BIPA sebenarnya telah didukung oleh beberapa faktor strategis. Namun, ada beberapa hal yang sebenarnya perlu ditinjau dan dipertimbangkan kembali.
Narasumber kedua, Dr. Mamat S. Burhanuddin, M.Ag. lebih menguatkan pada visi misi PTKI. Adanya pengajaran BIPA yang dikelola oleh Prodi Tadris Bahasa Indonesia PTKI bertujuan untuk memudahkan mahasiswa asing yang ingin belajar di Indonesia.
Saat ini PTKI telah memiliki 12 prodi Tadris Bahasa Indonesia yang terdiri dari 9 kampus negeri dan 3 kampus swasta. Sementara itu, adanya beberapa pendirian prodi bahasa Indonesia di luar negeri, akan memudahkan internasionalisasi bahasa Indonesia di kancah Internasional.
Pembicara ketiga menyampaikan tentang perkembangan BIPA di Mesir. Dr. Usman Syihab, M.A. selaku Atdikbud KBRI Cairo, menjelaskan bahwa pengembangan BIPA di Mesir sangat di gemari orang mesir, khususnya generasi milenial. Sementara, Asst. Prof. Sukree Langputeh mengungkapkan pengajaran BIPA di Thailand. Saat ini pengajaran BIPA di Thailand mulai berkembang, beberapa universitas telah melakukan pembelajaran BIPA yang tersebar di tiga kawasan, yakni selatan, tengah, dan utara.
Melengkapi beberapa uraian materi dari beberapa narasumber, Prof. Dr. Sangidu, M.Hum. menyampaikan dalam mengembangkan lembaga BIPA di PTKI diperlukan orang-orang yang tekun. Perkembangan dan kemajuan sebuah lembaga sangat bergantung pada SDM yang terdapat di dalamnya..
[Diunggah oleh Avrilia Wahyuana]