• Home
  • News
  • Lifestyle
  • Opini
  • Program
  • Video
  • Event
  • Podcast
  • About Us
  • Indeks
Radio Solopos FM
  • Home
  • News
  • Lifestyle
  • Opini
  • Program
  • Video
  • Event
  • Podcast
  • About Us
  • Indeks
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Lifestyle
  • Opini
  • Program
  • Video
  • Event
  • Podcast
  • About Us
  • Indeks
No Result
View All Result
Radio Solopos FM
No Result
View All Result
Home News

Bawaslu Kampanye Anti Politik Uang Lewat Ketoprak Kampung

Intan Nurlaili by Intan Nurlaili
13 December 2019
in News
0
Bawaslu Kampanye Anti Politik Uang Lewat Ketoprak Kampung

SOLOPOS FM – Gaung Pemilihan Wali Kota (Pilwalkot) Solo yang akan digelar pada September 2020 mendatang sudah terasa oleh masyarakat Kota Solo saat ini. Pentas Ketoprak Ngampung Balekambang yang bercerita tentang perseteruan dua calon lurah dihadirkan oleh Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) di Simpang Tiga Tugu Gentong, Jl. Latar Putih, Kelurahan Sondakan, Kecamatan Laweyan, Minggu (8/12) malam.

Ketua Bawaslu Kota Solo, Budi Wahyono, saat ditemui Espos, mengatakan sejak Pemilihan Umum (Pemilu) bulan April lalu, sosialisasi yang digelar oleh Bawaslu selalu menggunakan cara-cara unik dan terjun langsung ke masyarakat. Menurutnya, kegiatan Gelar Budaya pentas ketoprak itu merupakan cara menyadarkan masyarakat mengenai pentingnya pengawasan partisipatif bersama Bawaslu sebagai penyelenggara pemilu fungsi pengawasan. Menurutnya, Bawaslu tidak bisa menjalankan pengawasan sendiri namun harus bersinergi dengan masyarakat untuk mewujudkan Pilwalkot 2020 yang berkualitas. Menurutnya, pendekatan melalui kesenian seperti pentas ketoprak, lomba mural, dan merangkul berbagai komunitas, pesan-pesan yang disampaikan lebih mengena.

“Salah satu tugas Bawaslu dalam UU No.7/2017 tentang Pemilu, Bawaslu ditugaskan mencegah praktik politik uang juga mengawasi netralitas pihak-pihak yang dilarang. Lewat pentas ketoprak ini saya harapkan masyarakat sadar dalam ikut mencegah apabila ada praktik transaksional politik uang,” ujar Budi.

Menurutnya, apabila masyarakat menemukan praktik politik uang dapat melaporkan ke Panitia Pengawas Kelurahan, Kecamatan, atau Bawaslu Kota Solo. Ia beraharap Pilwalkot 2020 bebas dari narasi politik negatif, tanpa hoaks, dan berbagai ujaran kebencian. Ia menambahkan saat ini Bawaslu sudah mencanangkan kelurahan anti politik uang yakni Kelurahan Sondakan, Karangasem, dan Laweyan. Menurutnya, ke depan sebelas kelurahan turut dideklrasikan sebagai kelurahan anti politik uang.

Sutradara Pementasan Ketoprak Balekambang, Dwi Mustanto, mengatakan pentas ketoprak bercerita tentang dua calon lurah yang berseteru menjelang hari pemilihan. Menghalalkan segara cara dua calon lurah itu menyebar berita hoaks, ujaran kebencian, dan menjalankan praktik politik uang. Berbagai larangan dilanggar dikarenakan masih ada anggapan bahwa cara licik itu boleh dilakukan selama tidak ketahuan oleh Bawaslu. Namun, di tengah peseteruan keduanya anak masing-masing pasangan calon lurah memiliki hubungan spesial. Hingga akhirnya, pasangan kekasih itu memilih melarikan diri karena tak direstu akibat perseteruan keduanya. Cerita berakhir ketika malam menjelang hari pemilihan, keduanya akhirnya menikah. Pasangan calon lurah pun akhirnya menjadi besan yang saling mendukung.

“Judul cerita Dudu Godong Koro ning Godong Klopo, Dudu Wani Piro ning Isoh Opo yang berarti bukan berapa nominal uang yang akan diberikan tetapi program apa yang ditawarkan oleh peserta pemilu. Pesan dalam cerita ini yakni jangan ada pikiran boleh melanggar peraturan selama tidak ketahuan,” ujar Mus sapaan akrabnya.

Camat Laweyan, Endang Sabar (dua dari kanan) menyerahkan plakat Kampung Anti Money Politic kepada Lurah Sondakan, Prawoto (dua dari kiri).

Camat Laweyan, Endang Sabar Widiasih, mengatakan politik uang itu bukan hal yang asyik seperti slogan Bawaslu. Ia meminta masyarakat jangan terpengaruh dalam Pilwalkot 2020 mendatang apabila ada oknum-oknum yang menawarkan sejumlah uang untuk memilih pasangan calon (paslon) tertentu.

Ketua Bawaslu Solo, Budi Wahyono (dua dari kanan) berfoto bersama pemenang Lomba Mural Bawaslu bertema Money Politik Gak Asyik.

Dalam pementasan itu Bawaslu turut menyerahkan hadiah lomba mural yang digelar di Jl. Parang Kesit pada Minggu (8/12) pagi. Tim Surgawi keluar sebagai juara pertama disusul Tim Menang sebagai juara kedua, dan Tim Unknown sebagai juara ketiga. (Ichsan Kholif Rahman)

Tags: pilkadawalikotakampanyepemilumoney politickeseniankethopraksolo
Previous Post

Warna Baru Jogja Bay Waterpark Menyambut Libur Akhir Tahun

Next Post

Lomba Mewarnai Jogja Bay Bersama Hansaplast

Next Post
Lomba Mewarnai Jogja Bay Bersama Hansaplast

Lomba Mewarnai Jogja Bay Bersama Hansaplast

No Result
View All Result

Berita Terbaru

  • Sumanto: Pemuda Hari Ini adalah Penentu Masa Depan Indonesia di Tahun 2045
  • Ketua DPRD Jateng: Pemerintah Harus Fasilitasi, Kompetisi Bela Diri Efektif Kurangi Tawuran di Jalanan
  • Tips Makan Olahan Daging Kurban Tanpa Takut Kolesterol Tinggi
  • Cristiano Ronaldo Bawa Portugal Juarai UEFA Nations League 2024/2025
  • PT ASP Terancam Dijerat Pidana terkait Kerusakan Alam di Tambang Nikel Raja Ampat

Category

  • Lifestyle
  • Opini
  • News
  • Program
  • Event
  • Podcast
  • Galery Foto

Site Links

  • Log in
  • Entries feed
  • Comments feed
  • WordPress.org
  • About Us
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
  • Contact

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Lifestyle
  • Opini
  • Program
  • Video
  • Event
  • Podcast
  • About Us
  • Indeks

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.